Liputan6.com, Jakarta Jika Singapura memiliki jalan dengan food tema India, Vietnam dengan Chinese Food, dan Malaysia dengan Arabian Food, makanya Jakarta memiliki semuanya. Bahkan tak hanya itu, persinggungan budaya Portugis dan Belanda makin memperkaya khazanah kuliner Jakarta yang masih ada hingga saat ini.
Ira lathief, Founder Jakarta Food Adventure saat dihubungi Liputan6.com, Selasa (21/6/2016) mengatakan, “Indonesia, khususnya di Jakarta sebenarnya kita punya kawasan-kawasan yang menjadi tempat persinggungan budaya luar, budaya antar-bangsa, nah tempat-tempat inilah yang sebenarnya gak kalah menarik dengan apa yang ada di luar, sebagai tempat untuk menarik lebih banyak kunjungan wisata, cuma kurang dipromosikan saja.”
Baca Juga
Advertisement
Menurut Ira, Jakarta setidaknya memiliki lima kawasan food tema yang bisa dikembangkan dalam bisnis food tourism. Kelima kawasan ini menjadi menarik, mengingat tak hanya membawa pengaruh dalam dunia kuliner, tapi kawasan ini juga dilengkapi dengan berbagai bangunan heritage.
Berikut lima kawasan food tema di Jakarta dan keunikan di dalamnya, seperti yang disusun travel Liputan6.com, Selasa (21/6/2016).
Little India Pasar Baru
Kawasan Pasar Baru bukan hanya menjadi pusat wisata belanja di Jakarta, tetapi juga tempat persinggungan budaya India dan Indonesia. Akulturasi dua budaya ini dibuktikan dengan banyaknya bangunan heritage bernuansa India, seperti Kuil Sai Baba dan Kuil Hare Kreshna. Tak hanya itu, bangunan pertokoan yang ada di kawasan ini juga kebanyakan dikelola oleh orang-orang keturunan India.
Jika Anda penggemar masakan India dan ingin mengetahui sejarah serta local culture yang ada di dalamnya, kawasan Little India Pasar Baru menjadi tempat yang tepat. Di kawasan ini terdapat Aunty Moghini, yaitu restoran India yang mengusung konsep restoran rumahan. Orang yang memesan masakan bisa sekaligus mempelajari sejarah dan filosofi di balik masakan tersebut. Selain itu juga terdapat Gokul Resto, restoran vegetarian India ternama di kawasan Pasar Baru.
Little Arab Cikini
Keberadaan komunitas Arab di Cikini sudah ada sejak lama, hal tersebut dibuktikan dengan adanya makam Al Habib Abdurrahman bin Abdullah Al Habsyi atau yang dikenal dengan Habib Cikini berangka tahun 1879 M. Keberadaan masjid Al Makmur Cikini, yang juga menjadi salah satu masjid tertua di Jakarta menjadi bukti lainnya.
Meski belum tergarap sempurna sebagai tempat yang autentik untuk food tema wisata kuliner Arab di Jakarta, namun banyak komunitas dan food blogger yang berkunjung ke tempat ini dan mengagumi kekayaan kulinernya. Masakan Arab seperti arabic bread lengkap dengan kaldunya, nasi kebuli dan beryani mudah ditemukan. Tak hanya itu Little Arab Cikini di sekitar Jalan Raden Saleh juga banyak yang menjual pernak-pernik bernuansa Arab, salah satunya kayu Gaharu yang kerap dijadikan pengharum ruangan.
Old Batavia Kota Tua
Siapa yang tidak kenal dengan kota tua Jakarta? Selain menyimpan kekayaan bangunan bersejarah bernuansa art deco, kawasan kota tua juga menjadi salah satu titik yang mengalami pengaruh kebudayaan Belanda dan Betawi lama di Jakarta. Berjuluk Queen of The East, Jakarta yang kala itu bernama Batavia memiliki kanal berair jernih dan alun-alun kota yang bersih.
Persinggungan budaya Belanda ditandai dengan hadirnya beberapa rumah makan yang masih menyajikan kuliner khas negeri van orange tersebut. Kuliner Belanda yang bisa ditemukan di kawasan ini antara lain seperti dadar gulung hingga makaroni skutel.
Chinese Town Glodok
Kawasan Glodok sejak lama identik dengan pecinan, meski pecinan banyak ditemukan juga di tempat lain di Jakarta. Bagi Anda penggemar chinese food dan ingin mencari tahu segala hal tentang kebudayaan Tiogkok, kawasan Glodok menjadi salah satu tempat yang tepat. Banyak kuliner oriental yang ditemukan di Chinese Town Glodok, seperti fu yung hai, capcay, hingga bakpau.
Portuguese Village Kampung Tugu
Tidak sama dengan empat kawasan yang menyediakan menu autentik berbagai negara, kuliner kawasan Kampung Tugu merupakan akulturasi budaya Betawi dan Portugis. Kuliner seperti Semur Spet salah satunya, olahan daging babi hutan ini terpengaruh masakan Indonesia. Tak hanya itu, beberapa kuliner lain seperti Pindang Serani, Apem Kinca, Ketan Unti, dan Kue Oisang Udang masih bisa ditemukan di Kampung Tugu. Selain masih menyimpan beberapa bangunan gereja bersejarah, Kampung Tugu juga masih melestarikan kesenian keroncong yang legendaris.