Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah berencana menghapus Bahan Bakar Minyak (BBM dengan kadar Research Octane Number (RON) 88 atau Premium. Penghapusan ini merupakan rekomendasi dari Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas. Lantas apa keuntungan dari penghapusan Premium ini?
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) I Gusti Nyoman Wiratmaja mengatakan, penghapusan Premium akan membuat gas buang hasil mesin kendaraan lebih bersih, karena kadar oktan bahan bakar yang digunakan lebih tinggi.
"Premium hilang dari peredaran? Ada dua sisi positif dan negatifnya. Kalau Premium mulai tidak ada berarti kita dapat udara yang lebih bersih," kata dia di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (21/6/2016).
Namun dia menilai, sebelum adanya penghapusan premium perlu dipertimbangkan fasilitas produksi BBM (Kilang), agar pasokan dengan kadar oktan yang lebih tinggi dapat memenuhi kebutuhan.
"Sisi yang harus dipertimbangkan, kilang-kilang Pertamina sudah siap belum? Kita memang menuju ke euro 4. Roadmap-nya sudah ada," ungkap dia.
PT Pertamina (Persero) bertekad menyediakan BBM dari berbagai segmen masyarakat untuk memenuhi permintaan masyarakat, meski saat ini sedang merancang pembangunan BBM berkualitas tinggi.
Direktur Pengolahan Pertamina Rachmad Hardadi mengatakan, melalui program perbaikan dan penambahan pembangunan kilang baru, Pertamina memperbaiki kualitas BBM, seperti Program Langit Biru Cilacap (PLBC), Pertamina menyulap kilang yang biasa memproduksi pPremium menjadi Pertamax sebanyak 91 ribu barel per hari (bph).
"Pembangunan fisik PLBC, proyek tersebut harus mampu diselesaikan pertengahan 2018, PLBC ini mengubah 91 ribu bph Premium, jadi 91 ribu barel Pertamax untuk menyediakan BBM berkualitas untuk masyarakat," kata Hadadi beberapa waktu lalu.
Menurut dia, peningkatan kualitas produksi BBM untuk menjawab kebutuhan masyarakat, terhadap BBM dengan kualitas yang lebih baik. Hal tersebut ditunjukkan dengan peningkatan konsumsi BBM dengan kandungan RON 90.
"Hari ini serapan Pertalite, Pertamax dan sebentar lagi Pertamax Turbon Ron 98, kami siap beri dukungan full. Dari laporan, bahwa Pertamax dan Pertalite ini naiknya ekspinensial dan konsumsi premium turun karena memang jumlah konsumen sama dan mereka beralih," papar Hardadi.
Meski begitu, Pertamina memastikan tetap menyediakan BBM dengan kadar RON 88 atau Premium. Ini komitmen Pertamina untuk tetap menyediakan BBM sesuai dengan selera masyarakat.
"Dan kebetulan beda harga tipis. Premium tidak akan dihilangkan. Tetap produk yang disediakan Pertamina. Kami tidak tinggalkan masyarakat yang masih pakai Premium tapi siap antisipasi masyarakat yang geser ke BBM kualitas lebih bagus," tutup dia.
Advertisement