Liputan6.com, Jakarta Traveling adalah sebuah istirahat yang dibutuhkan oleh tiap manusia. Dimana banyak udara segar dan perasaan yang menenangkan dapat meningkatkan suasana hati seseorang. Tapi ternyata, selain perasaan rileks, ternyata traveling, terutama aktivitas di luar ruang, mampu mengubah otak menjadi lebih baik.
Baca Juga
Advertisement
Alasannya? Ternyata traveling ke tengah alam bebas, pergi ke tempat yang jauh, dan tidak berpenghuni, dapat memberikan pengalaman baru terhadap seseorang dan juga membantu mereka berhenti memikirkan hal-hal lain.
Seperti dilansir dari Brightside.me, Rabu (22/6/2016), menurut para ahli, cara terbaik untuk mengatasi suasana hati yang buruk adalah dengan 'mematikan' otak Anda. Dan hal yang paling menarik ketika kita melakukan ini, otak kita dapat secara harfiah berubah.
Teori ini terbukti ketika sekelompok ilmuwan melakukan uji coba terhadap sejumlah orang yang pergi untuk berjalan-jalan di hutan hanya satu setengah jam. Hasilnya, pada setiap peserta dalam percobaan ini mengalami penurunan aktivitas korteks prefrontal otak yang signifikan - yaitu, daerah otak dimana yang bertanggung jawab untuk penyakit psikologis.
Jadi bayangkan apa saja perubahan yang terjadi terhadap seseorang, ketika ia menghabiskan bukan hanya satu setengah jam di hutan, tapi traveling beberapa hari atau lebih.
Para ilmuwan juga meneliti bagaimana perubahan di otak dapat membuat efek pada kehidupan sehari-hari. Mereka meminta sekelompok relawan untuk traveling dan menghabiskan beberapa hari jauh dari kota, dengan mematikan semua perangkat elektronik. Mereka kemudian diminta untuk melaksanakan tes kreativitas, lengkap dengan beberapa tugas yang rumit. Ternyata tingkat pemikiran kreatif mereka meningkat sebesar 50 persen.
Jadi, untuk menikmati kesehatan, umur yang panjang, hubungan yang harmonis, dan kebahagiaan sejati, tinggalkan rutinitas Anda dan pergilah traveling.