Liputan6.com, Brasilia - Jaguar yang merupakan salah satu pengisi acara dalam event estafet obor Olimpiade Rio 2016 pada Senin, 20 Juni 2016 ditembak mati. Melalui sebuah pernyataan, tentara Brasil mengatakan langkah itu dilakukan setelah si kucing liar tersebut lolos dari penanganan tim.
Setelah Juma--nama si jaguar--kabur dari kurungan, tim anggota militer dan dokter hewan bergegas menangkap kembali binatang tersebut.
Advertisement
Meskipun sudah ditembak dengan panah penenang, hewan itu sempat menyerang para tentara. Dalam upaya melindungi tentara dan seluruh tim yang merawat, binatang itu terpaksa dibunuh dengan satu tembakan pistol.
Estafet obor Olimpiade Rio itu kemudian berhenti di Jungle Warfare Instruction Center Zoo di Manaus pada Senin pagi waktu setempat. Panitia penyelenggara Olimpiade Rio 2016 pun menyatakan penyesalannya atas insiden tersebut.
"Kami membuat kesalahan ketika membiarkan obor Olimpiade, simbol perdamaian dan persatuan atas perbedaan, dipamerkan di samping binatang liar yang dirantai," kata komite itu dalam sebuah pernyataan yang dikutip dari CNN, Rabu (22/6/2016).
"Adegan ini bertentangan dengan keyakinan dan nilai-nilai kita. Kami sangat sedih dengan apa yang terjadi setelah estafet obor dan menjamin tak akan menyaksikan situasi serupa selama Olimpiade Rio 2016."
Menurut International Union for Conservation of Nature and Natural Resources, jaguar dianggap sebagai spesies hewan yang terancam punah. Ia adalah kucing terbesar di Amerika. Dari foto yang beredar, terlihat jaguar dengan rantai di leher berbaring di tanah. Sementara di dekatnya seorang pria berlutut memegang obor Olimpiade.