Liputan6.com, Jakarta - Tuntutan menciptakan mobil yang ramah lingkungan terus bergulir. Seperti mobil atau motor listrik yang trennya terus menguat, tak terkecuali di Indonesia.
Tiap produsen mobil berbasis mesin pembakaran punya pilihannya sendiri untuk mobil masa depan mereka. Seperti Toyota memperkuat produksinya pada mobil hibrida sebelum ke step berikutnya, atau Nissan yang sudah memutuskan akan langsung ke mobil listrik.
Baca Juga
Advertisement
Lantas apa yang cocok untuk Indonesia. "Kalau saya memilih mobil berbahan bakar gas," ujar Warih Adang Tjahjono, Wakil Presiden Direktur Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) saat buka puasa bersama sejumlah media pada Selasa (21/6). Alasannya simpel karena sumber daya alam Indonesia menyediakan gas alam dalam jumlah melimpah. BBG lebih ramah lingkungan dibanding BBM.
Bagaimanapun juga, mobil atau alat transportasi di Indonesia pada masa mendatang, sangat dipengaruhi oleh road map emisi yang dikeluarkan pemerintah. "Road map emisi sangat penting, karena juga mempengaruhi investasi dan instrastruktur. Keterlibatan pemerintah dalam hal ini harus kuat," tambahnya.
Warih mencontohkah penjualan Toyota Mirai. Mobil berbahan bakar hidrogen ini dipasarkan di Amerika dan Eropa. Di negara tempat mobil itu dijual, Toyota ikut membantu membangun insfrasruktur seperti stasiun pengisian hidrogen. Mobil hidrogen ini dijual karena di negara maju regulasi emisinya sudah sangat ketat.
Mau tidak mau produsen akan mengikuti peta jalan yang ditetapkan pemerintah setempat dan memproduksi mobil sesuai keinginan konsumen. "Mobilnya harus ramah lingkungan tetapi tetap fun to drive," jelas Warih.