Nasib Lokananta Kini Setelah 60 Tahun Berdiri

Lokananta merupakan studio rekaman dengan kualitas akustik terbaik di Indonesia dan diakui mancanegara.

oleh Fajar Abrori diperbarui 22 Jun 2016, 19:29 WIB
Lokananta merupakan studio rekaman dengan kualitas akustik terbaik di Indonesia dan diakui mancanegara.

Liputan6.com, Solo - Perusahaan rekaman tertua di Indonesia, Lokananta yang terletak di Solo kini menginjak usia 60 tahun. Berdiri sejak 1956, Lokananta kini bakal disulap menjadi galeri museum.

Sebagai museum, Lokananta akan menjadi wahana pembelajaran cagar budaya serta sejarah masa lalu kepada anak-anak. Koleksi studio rekaman yang lengkap dan tertata rapi itu bahkan sempat membuat takjub Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan.

Sebagai perusahaan rekaman pertama di Indonesia, Lokananta memiliki koleksi rekaman hingga 5000 lebih piringan hitam. Selain musik Indonesia, studio tersebut juga menyimpan karya-karya musik tradisional dari berbagai daerah di Indonesia yang direkam di Lokananta.

"Tempat ini merupakan warisan budaya. Jadi ini bisa dibilang salah satu ikon masa awal Republik ini berdiri karena pidato-pidato Bung Karno rekamannya ada disini. Jadi, kami sedang berpikir supaya tempat ini dijadikan museum saja," kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan sat mengunjungi Lokananta, Selasa, 21 Juni 2016.

Sejumlah master rekaman berupa piringan hitam tersebut bernilai sejarah tinggi, di antaranya rekaman asli pidato Soekarno saat membacakan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Penasaran dengan rekaman tersebut, Menteri Anies meminta salah satu petugas Lokananta untuk memutarkan piringan berisi rekaman suara Bung Karno itu.

Selanjutnya, Anies juga diputarkan rekaman suara Presiden RI pertama saat berpidato dalam peresmian kampus ITB Bandung. Mantan Rektor Universitas Paramadina itu hanya terlihat geleng-geleng kepala piringan kuno tersebut.

Setelah pidato selesai, petugas Studio Lokananta yang bernama Bemby Ananto itu kembali mengeluarkan piringan hitam dari sampulnya yang bertuliskan 'Album Souvenir From Indonesia'. Musik rancak berjudul 'Rasa Sayange' pun mengumandang.

Anies terlihat begitu menikmati lagu yang pernah diklaim sebagai lagu asli Malaysia tersebut. Ia sesekali berjoget mengikuti irama lagu tersebut. Usai mendengarkan lagu, Anies pun melanjutkan mengunjungi ruangan lainnya yang berisi ribuan koleksi piringan hitam.

Di dalam ruangan yang terletak di gedung sisi timur itu, Menteri Anies beberapa kali mencoba mengambil piringan hitam yang masih lengkap dengan sampul aslinya. Sebagian besar piringan hitam tersebut merupakan koleksi lagu daerah dari berbagai daerah di Indonesia yang pernah direkam di Lokananta.


Rekaman Pidato Bung Karno

Studio Lokananta terdapat mixer lawas bermerk Triden yang diklaim hanya ada dua seri di dunia. (Liputan6.com/Reza Kuncoro)

Masih diliputi penasaran dengan koleksi yang dimiliki Studio Lokananta, Anies pun berjalan menuju ruang studio yang terletak di sebelah utara. Bemby Ananto menuturkan studio yang dimiliki Lokananta merupakan studio akustik yang kualitasnya paling bagus di Indonesia.

Bahkan, di studio ini terdapat mixer lawas bermerk Triden yang diklaim hanya ada dua seri di dunia, yakni di Lokananta dan London, Inggris.

"Sudah banyak peneliti yang ke sini untuk melihat alat tersebut. Kata mereka hanya ada di Lokananta dan di London yang memiliki alat mixer tersebut," kata Bemby.

Mendengar penjelasan tersebut, Mendikbud hanya menganggukkan kepala dengan menunjukkan mimik bangga. Oleh sebab itu, Anies mengakui jika dulu kualitas studio musik yang dimiliki Lokananta sudah sangat bagus. Bahkan, hasil dari rekaman musik yang diputar di Lokananta tak kalah dengan kualitas musik saat ini.

"Ini jelas bagus sekali. Ini studio pertama yang berdiri di Indonesia. Studio Lokananta bisa menjadi tempat pembelajaran cagar budaya," kata Anies.

Untuk itu, ia berminat untuk mengajukan Lokananta sebagai museum. Hanya saja, untuk mewujudkan keinginan tersebut harus terlebih dahulu melakukan koordinasi dengan pihak Kementerian BUMN. Pasalnya, Studio Lokananta berada di bawah naungan Kementerian BUMN.

"Saya harus kulo nuwun dulu dengan BUMN. Tetapi kita sangat berminat jika Lokananta ini bisa dijadikan sebagai galeri museum untuk tempat pembelajaran cagar budaya dan tempat anak-anak kita bisa belajar masa lalu," ucap dia.

Studio Lokananta terletak di Jalan A Yani No 379 Solo Jawa Tengah. Luas studio tersebut mencapai 2,5 hektare yang terdiri dari sejumlah bangunan seperti ruang studio akustik, ruang penyimpanan piringan hitam, ruang industri, ruang master, ruang perkantoran serta lapangan.

Bemby menuturkan, selain mendokumentasikan musik-musik daerah, musik religi, dagelan, Lokananta juga mendokumentasikan sejumlah pidato kenegaraan Presiden Soekarno serta para tamu negara. "Untuk pidato Bung Karno yang berhasil diketahui ada sekitar delapan rekaman pidato," kata dia.

Selain itu, lanjut Bemby, pada masa kejayaannya sejumlah penyanyi lawas kondang pun pernah merekam suara emasnya di studio ini, di antaranya Waldjinah, Gesang, Titik Puspa, Bing Slamet, Bob Tutupoly, serta dalang Ki Narto Sabdo.

"Sebagian besar penyanyi lawas yang terkenal saat itu kalau rekaman di Lokananta. Karena ini studio rekaman pertama yang berdiri," ucap dia.

Selain penyanyi lawas, dia juga menuturkan musisi muda saat ini banyak yang menjatuhkan pilihan untuk rekaman di Lokananta. Mereka memilih Lokananta karena secara kualitas ruang studinya cukup bagus.

"Musisi muda yang merekam di studio ini diantanya Glenn Fredly, White Shoes dan The Couple Company," sebut Bemby.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya