Nestapa di Balik Kebakaran Ancol

Di tenda pengungsian yang didirkan di jalan dan depan ruko itu, mereka menangisi kehilangan harta bendanya.

oleh Muslim AR diperbarui 22 Jun 2016, 18:25 WIB
Di tenda pengungsian yang didirkan di jalan dan depan ruko itu, mereka menangisi kehilangan harta bendanya. (Gempur M Surya)

Liputan6.com, Jakarta - Suryanti berlari sambil membekap anaknya di dada. Ia berteriak pada anaknya yang lain untuk menyelamatkan diri. Kebakaran di Kampung Bandan, RT 03 RW 02, Kelurahan Ancol, Kecamatan Pademangan, Jakarta Utara itu terjadi begitu cepat.

"Sampai sini (jalan raya) apinya sudah besar," kata perempuan 45 tahun itu, menceritakan kebakaran pagi tadi yang merenggut semua hartanya, Jakarta, Rabu (22/6/2016).

Kebakaran yang menghanguskan 30 rumah itu terjadi sekitar pukul 09.30 WIB. Si jago merah beringas melalap bangunan yang berdekatan.

Api berhenti di musala, tak membakar bangunan di sebelah musala yang berangka kayu. "Cuma ngebakar atap doang, batasnya musala ini," kata Adi Sagara, yang rumahnya sudah jadi abu.

Dua pekan lagi Lebaran, namun 100 korban kebakaran kini hanya bisa meratapi nasib. Di tenda pengungsian yang didirikan di jalan dan depan ruko itu, mereka menangisi kehilangan harta bendanya. Cuma baju yang melekat di badan yang tersisa.

"Enggak tahu mau Lebaran ke mana, saya dari kecil di sini, kampung saya di sini. Lagian, mau Lebaran dengan apa? Udah habis semua," keluh Anggun.

Meski tak memakan korban jiwa, para korban kebakaran ini kebingungan. Segala jerih payah mereka bertahun-tahun habis seketika.

"Cuma abunya doang, sama satu kasur dan baju anak-anak, surat-surat berharga, KK, ijazah anak-anak, semua udah ludes," ucap Ahmad Suheri sambil menggosok-gosok tangannya yang hitam kena arang.

Kini, Ahmad hanya bisa mengais-ngais apapun yang bisa ia selamatkan dari puing rumahnya.

Sementara, di luar tenda pengungsian, anak-anak asyik bermain dan berlarian. Tapi mereka sesekali bertanya di mana mereka akan tidur.

"Kita nginep di mana mak?" tanya seorang anak kepada ibunya.

Rusaini, ibu dari anak itu terdiam. Ia menyuruh anaknya bermain. Ibu paruh baya itu masih bingung akan tinggal di mana malam ini. Sebab, posko pengungsian itu tepat berada di pinggir jalan dan hanya seadanya.

Kebakaran di Kelurahan Ancol menghanguskan 30 rumah atau sekitar 47 kepala keluarga. Para korban masih mengais sisa-sisa kebakaran dan berharap ada yang bisa diselamatkan dari rumah mereka, seperti perhiasan dan barang berharga lainnya.

"Enggak mikir Lebaran lagi, yang penting bisa tidur malam ini, makan besok juga mau pakai apa. Dagangan saya habis," ucap seorang pria, yang mengumpulkan botol minuman di warungnya yang sudah jadi arang.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya