KEIN Usul Perusahaan Alokasikan Keuntungan untuk Pendidikan

Tenaga kerja terampil dan bersertifikasi menjadi isu penting bagi Indonesia karena berdampak ke produktivitas.

oleh Liputan6 diperbarui 22 Jun 2016, 22:00 WIB
Mewujudkan tenaga kerja terampil butuh peran indusri

Liputan6.com, Jakarta - Komite Ekonomi dan Industri Nasional/KEIN menyarankan perusahaan mengalokasikan 5 persen keuntungan untuk dana abadi pendidikan. Hal itu bertujuan untuk menjadikan tenaga kerja dalam negeri lebih terampil khususnya dalam menghadapi era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).

Anggota KEIN, Benny Pasaribu mengatakan tenaga kerja terampil dan bersertifikasi menjadi isu penting bagi Indonesia saat ini. Sebab, hal tersebut akan berdampak terhadap meningkatnya produktivitas serta mendorong pertumbuhan ekonomi ke depan.

Namun dia menilai, dalam mewujudkan tenaga kerja yang bersertifikasi dan terampil hendaknya jangan sepenuhnya dibebankan kepada pemerintah melalui alokasi APBN. Perusahaan harus ikut andil dalam merealisasikan cita-cita tersebut.

"Perusahaan-perusahaan dalam industri seharusnya ikut membiayai. Katakanlah 5 persen dari keuntungan perusahaan itu dialokasikan untuk dana abadi pendidikan dan itu harus diwajibkan," ujar dia kepada Liputan6.com usai acara forum group discussion (FGD) di Jakarta, Rabu (22/6/2016).

Ia menuturkan, langkah itu dilakukan bisa melalui kesepakatan antara asosiasi atau antar anggota kadin. Sehingga setelah dana terkumpul maka bisa digunakan untuk kepentingan pengembangan, pendidikan serta pelatihan.

Laporan terbaru Economic Insight: South East Asia oleh Institute of Chartered Accountants in England and Wales (ICAEW), menyebut  tenaga kerja Indonesia secara substansial telah mengalami peningkatan yang baik dalam 15 tahun terakhir.

ICAEW Economic Advisor & Oxford Economics Leads Economist, Prinyanka Kishore mengatakan produktivitas pekerja Indonesia berkembang pesat hingga menempati posisi kedua terbesar di ASEAN setelah Vietnam. Produktivitas tenaga kerja Indonesia mengalahkan negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, dan Thailand. (Ekarina/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya