Liputan6.com, Manado - Kelompok Abu Sayyaf di Filipina dikabarkan kembali menyandera warga negara Indonesia (WNI), yakni 13 anak buah kapal (ABK) Tag Boat (TB) Charles.
Kabar ini juga sudah didengar oleh keluarga salah satu ABK, Redgar Fredik Lahiwu (26) di Manado, Sulawesi Utara. Hal ini membuat cemas orangtua Redgar. Namun, pemerintah menyatakan kabar penyanderaan tersebut tak benar.
"Kami memang mengikuti perkembangan informasi penyanderaan ini. Yang kami ingin adalah kejelasan keberadaan anak kami," kata Paulus Lahiwu, ayah Redgar, saat ditemui di rumahnya di Kelurahan Malalayang I, Kecamatan Malalayang, Manado, Sulut, Rabu malam, 22 Juni 2016.
Paulus bercerita informasi soal penyanderaan itu disampaikan Redgar melalui telepon kepada Cindy, pacar anaknya yang berada di Jakarta.
"Redgar menelepon Cindy bahwa dia tertangkap kelompok Abu Sayyaf. Cindy kemudian menelepon ke istri saya mengabarkan kondisi Redgar," ucap Paulus.
Penyanderaan
Dia menuturkan, informasi yang diperoleh dari anaknya menyebutkan kejadian terjadi pada pukul 10.30 Wita.
"Waktu mereka menerjang ombak besar di laut lepas Filipina, tiba-tiba ada sekelompok yang menghalangi perjalanan menuju ke Indonesia," tutur dia.
Anak bungsunya itu sudah menjadi pelaut sejak tahun 2013 lalu. "Sudah tiga tahun Redgar jadi pelaut. Kini kita menanti kepastian perkembangan terakhirnya seperti apa," katanya.
Baca Juga
Advertisement
Sebelumnya Dian Megawati, istri salah satu anak buah kapal (ABK) TB Charles milik perusahaan pelayaran PT PP Rusianto Bersaudara, itu mengatakan para penyandera minta tebusan sebesar 20 juta ringgit. Perempuan yang disapa dengan nama Mega itu menuturkan, suaminya, Ismail, menelepon pada Rabu, 22 Juni 2016 tepat pukul 11.00 Wita.
Dengan nada tergesa-gesa, suaminya meminta Mega untuk mencari wartawan, kepolisian setempat, pemerintah Indonesia, dan pihak PT PP Rusianto Bersaudara.
Beberapa jam setelah kabar itu beredar, pihak Polri membantah informasi itu. Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Agus Rianto mengatakan, jajarannya sudah berkoordinasi dengan pihak kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kolonel Yus Usmani terkait soal dugaan penyanderaan oleh Abu Sayyaf.
"Beliau katakan info itu tidak benar. Kemudian kabar dari Muda selaku perwakilan pemilik kapal, yakni PT PP Rusianto Bersaudara, tidak ada pemberitahuan dari aparat maupun dari internal kapal," kata Agus dalam pesan tertulisnya di Jakarta, Rabu, 22 Juni 2016.