Mengharukan, Anak dengan Celebral Palsy 'Juara' Lomba Lari

Karena berempati dengan teman penderita 'cerebral palsy' sejumlah murid sekolah membiarkan temannya menang lomba lari. Salut.

oleh Alexander Lumbantobing diperbarui 24 Jun 2016, 04:30 WIB
Karena berempati dengan teman penderita 'cerebral palsy' sejumlah murid sekolah membiarkan temannya menang lomba lari. Salut. (Sumber Daily Mail)

Liputan6.com, Ashton-in-Makerfield - Keterbasan fisik yang dimiliki seseorang terkadang membuatnya merasa rapuh. Karena itu butuh dukungan dari lingkungan sekitar untuk kembali membangun kepercayaan diri dan semangat.

Seperti halnya yang dilakukan oleh sejumlah bocah di St Oswalds Catholic Primary School di Ashton-in-Makerfield, Wigan, Inggris. Umur mereka boleh saja belum dewasa, namun perbuatan mereka sungguh bijak.

Salah seorang teman mereka, Daniel Boyers terlahir sebagai penderita cerebral palsy -- perkembangan abnormal pada kendali otot dan gerakan. Setahun lalu, bocah itu kecewa terhadap dirinya setelah ia menjadi peserta terakhir yang finish dalam lomba lari di sekolah.

Kepada sang ibu, Daniel mengaku tidak ingin lagi mengikuti lomba lari. Terlebih setelah itu dengkulnya sakit sehingga harus dibalut.

Seperti dikutip dari Daily Mail pada Jumat (24/6/2016), tahun ini teman-teman sekelas Daniel memutuskan untuk menunjukkan empati mereka. Caranya, mereka akan sengaja memperlambat lari mereka sehingga Daniel bisa keluar menjadi juara.

Pengorbanan luar biasa teman-temannya itu pun berhasil membangkitkan kepercayaan diri bocah itu. Dalam video yang diunggah ke dunia maya, terlihat Daniel menginjak garis merah di ujung lintasan dan bersorak gembira ketika mengetahui dia telah menang.

Karena berempati dengan teman penderita 'cerebral palsy' sejumlah murid sekolah membiarkan temannya menang lomba lari. Salut. (Sumber Daily Mail)

Sang pemenang kemudian berlari menuju ibunya yang juga berurai air mata sambil berseru gembira, "Aku senang sekali bisa menjadi yang pertama. Aku belum pernah mengalaminya."

Sang ibu yang berusia 40 tahun itu mengaku tidak mengetahui bahwa teman-teman anaknya berencana membantu Daniel memenangkan pertandingan.

"Ia selalu ikut berlari setiap tahun, tapi selalu menjadi yang terakhir. Tahun ini, semua siswa yang lain memutuskan untuk tidak berlari mendahului Daniel," ujar sang ibu.

"Mereka sedih ketika melihat anak saya gundah. Di akhir video terlihat seorang anak bernama James menjulurkan lengannya untuk memastikan mereka tidak mendahuluinya."

Karena berempati dengan teman penderita 'cerebral palsy' sejumlah murid sekolah membiarkan temannya menang lomba lari. Salut. (Sumber Daily Mail)

"Ia memiliki kesulitan belajar, sehingga ia benar-benar mengira telah berlari dengan baik, dia sangat gembira sesudahnya."

Wendy membagikan video ini melalui laman Facebooknya dengan suatu pesan, "Inilah inklusi, tapi kebaikan hati seperti itu tidak bisa diajarkan, melainkan berasal dari hati."

Cuplikan itu telah disaksikan lebih dari 10 ribu pemirsa dengan pujian kepada orang-orang muda tersebut. Saksiksan di sini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya