Liputan6.com, Surabaya - Sehari-hari berkutat dengan peralatan laboratorium dan berinteraksi dengan peneliti tidak membuatnya jenuh bahkan jadi lebih kreatif. Anang Subagio menikmati profesinya sebagai laboran di Laboratorium Biomedik Fakultas Farmasi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS).
Latar belakang pendidikannya di Sekolah Menengah Analis Kesehatan serta kedua saudaranya yang juga menjadi laboran bahkan Kepala Laboratorium di instansi pemerintah, membuat bungsu dari empat bersaudara ini sangat terbiasa dengan perlengkapan laboratorium.
Perasaan mapan dalam pekerjaan tidak lantas menghalangi Anang untuk berinovasi. Setidaknya ada lebih dari 20 alat laboratorium yang ia buat untuk memenuhi berbagai kebutuhan penelitian.
"Menjadi laboran bagi saya membawa pengetahuan baru yang awalnya tidak saya ketahui, bertemu banyak peneliti dan orang-orang baru," tutur pria berusia 46 tahun ini yang menghantarkannya menjadi Juara 1 Tenaga Kependidikan kategori Laboran Berprestasi tingkat Kopertis Wilayah VII Jawa Timur, Rabu, 22 Juni 2016.
Anang mengusung portofolio alat praktikum yang pernah ia rancang, yakni Platform Uji Stres Terhadap Tikus Secara Aman.
Baca Juga
Advertisement
"Seringkali dalam penelitian yang butuh mengukur tingkat stres yang menggunakan tikus, tikus ‘disiksa’ secara fisik kan kasihan. Kadang ada yang disetrum, ada yang ditaruh dalam kandang bersama kucing, ada pula yang dibuat berenang terus menerus dengan pemberat di ekornya," kata Anang.
Keprihatinan atas perlakuan terhadap hewan uji coba ini membuat Anang memikirkan solusi tepat sekaligus efektif untuk penelitian.
"Lalu ada permintaan dari dr. Handoko Daeng (Dekan Fakultas Keperawatan UKWMS) untuk kepentingan penelitian psikiatri. Kebutuhannya adalah alat pembuat stres tikus terhadap predator, saya usulkan perlakuan uji stres dilakukan dengan alat yang aman dan akhirnya tercipta alat ini," ucap Anang seraya menunjukkan alat yang dimaksud.
Pertama di Dunia
Alat ciptaan Anang tersebut merupakan alat pertama di dunia yang bisa menguji stres pada tikus dengan cara aman tanpa penyiksaan. Seperti seluruh alat yang pernah ia ciptakan sebelumnya, alat ini dibuat menggunakan barang-barang bekas yang bisa ditemukan di sekitar tempatnya bekerja.
Bagian dasar alat menggunakan bagian dalam alat Kymograph yang telah rusak yang disetel ulang agar pegasnya dapat dimanfaatkan. Alat kemudian dipasangi pipa paralon dan sebagai platform tempat tikus berpijak. Anang menggunakan mika penutup plat nomor mobil.
Agar platform dapat berputar-putar, Anang menggunakan baut bekas spion sepeda motornya yang rusak. Terakhir supaya terlihat bagus, Anang mengecat alat tersebut menjadi hitam.
"Cara kerjanya mudah, hanya perlu tuas diputar lalu alas yang terbuat dari mika ini akan berputar miring secara terus menerus. Tikus akan berusaha menjaga keseimbangannya dan stresnya meningkat. Hasilnya juga sudah diuji di lab dan alat ini mendapatkan hasil uji stres aman," ujar Anang.
Penjelasan serupa rupanya menarik minat juri saat presentasi untuk seleksi tenaga kependidikan kategori laboran berprestasi. Juara I Tenaga Kependidikan Laboran Berprestasi Tingkat Kopertis Wilayah VII berhasil diraihnya. Perasaan senang tak terkira ia rasakan karena ia berhasil melebihi target yang ia tetapkan.
Saat ini, platform tersebut telah tercatat dalam jurnal internasional yang dituliskan oleh dr. Handoko. Hanya membutuhkan waktu 5 menit untuk meningkatkan stres tikus dan tanpa menyakiti secara fisik.
Selain alat tersebut, Anang juga berinovasi membuat alat-alat penunjang penelitian lain. Alat-alat itulah yang selama ini menunjang praktikum dan berbagai penelitian di Laboratorium Biomedik Fakultas Farmasi UKWMS.
Tidak hanya sebatas praktikum dan penelitian, alat-alat ciptaan Anang telah membantu dalam penelitian obat herbal yang dapat membantu masyarakat. Misalnya obat dari temulawak untuk pencegahan kerusakan organ karena tingkat kolesterol yang tinggi. Bahkan, ada pula yang menunjang penelitian obat untuk meregenerasi sel paru-paru yang rusak akibat asap rokok.
Demikianlah Anang, sang Laboran Berprestasi yang karyanya tidak hanya terbatas di Fakultas Farmasi UKWMS. Selain lintas fakultas, karya Anang kini juga tersebar di universitas-universitas lain. “
"Saya memang sering membuat alat karena permintaan peneliti. Kadang ada yang membutuhkan suatu alat namun karena harganya mahal, maka dibuatlah modifikasi yang murah namun bisa bekerja dengan efisien. Yang pasti dengan prestasi ini saya masih ingin membuat alat lainnya agar bisa dimanfaatkan untuk fakultas dan universitas," ujar Anang.
Advertisement