1.000 Anjing Diselamatkan dari Rumah Potong di China

Pemerintah telah memperingati kemungkinan wabah rabies yang dapat menyebar, dan Yulin memiliki potensi tertinggi terserang wabah tersebut.

oleh Nurul Basmalah diperbarui 24 Jun 2016, 06:15 WIB
Pemerintah telah memperingati kemungkinan wabah rabies yang dapat menyebar, dan Yulin memiliki potensi tertinggi terserang wabah tersebut (Shanghaiist.com).

Liputan6.com, Yulin - Sebuah organisasi pembela hak hewan di China berhasil menyelamatkan lebih dari 1.000 anjing yang siap untuk dibantai pada perayaan Festival Yulin.

Perayaan yang dimulai pada hari ini, Jumat (24/6/2016) mempertunjukkan pedagang China, membawa anjing dari seluruh penjuru Negeri Tirai Bambu tersebut, untuk dijual dagingnya.

Menurut laporan yang dikutip dari Shanghaiist.com, Kamis (23/6/2016), seorang aktivis AS, Marc Ching -- pendiri yayasan Animal Hope and Wellness -- meyakinkan enam rumah pembantaian, untuk menjual bisnis mereka kepadanya, sebelum dimulainya festival daging tahunan itu.

Marc bersama beberapa orang relawan lainnya, menutup rumah potong tersebut dan menyelamat anjing yang berada di dalam tempat tersebut.

Seiring dengan 'menghilangnya' hewan-hewan di rumah potong, pedagang daging anjing pun terpaksa menutup bisnis mereka.

Marc mengunjungi 11 rumah potong anjing dalam upaya penyelamatan hewan yang sering dijadikan peliharaan tersebut. Namun, beberapa tempat tidak menyetujui bekerjasama dengan kelompoknya.

Pendiri yayasan penyetaraan hak hewan tersebut, memberikan kesepakatan kepada pemilik rumah potong, mereka mendapatkan keuntungan lebih dari pengurangan hasil produksi dan pensiun.

"Setiap tahun, banyak warga yang protes tapi tidak bisa melakukan apapun. Aku menyerang pemasok utama. Aku masuk dan menutup rumah potong tersebut," kata Marc.

"Kami sering melihat orang-orang rumah potong melakukan pemerasan terhadap regu penyelamat hewan. Seperti yang terjadi tahun lalu, mereka menyiksa hewan malang tersebut untuk mendapatkan harga yang tinggi dari penyelamat anjing," kata Peter J. Li, anggota Humane Society International.

Penyelamatan hewan malang tersebut tidaklah gampang. Walaupun pemerintah membantah ikut campur dalam masalah tersebut, namun, terkadang polisi mengikuti mereka dan menggagalkan aksi.

Marc bahkan mengaku, dipukuli dalam perjalanan ke Yulin dan dicegat saat berada di bandara.

Polisi yang mengikuti mereka, bahkan mengancam salah satu rumah potong, untuk tidak membuat kesepakatan apapun dengan kelompok Marc.

Marc menduga, polisi melakukan hal tersebut untuk mencegah adanya kekerasan di dalam rumah potong, dan mengantisipasi kekerasan antara pencinta anjing dan penikmat daging anjing.

"Kami tidak hanya menyelamatkan anjing-anjing tersebut, tapi kamu juga menyelamatkan ribuan orang. Anjing yang dipotong di tempat itu biasanya sakit kulit dan sekarat," kata Marc.

Berkaitan dengan hal tersebut, pemerintah telah memperingati kemungkinan wabah rabies, dan Yulin memiliki potensi tertinggi terserang wabah tersebut.

Sayangnya, dengan kondisi anjing yang tidak sehat tersebut, 1.000 dari 1.400 anjing yang diselamatkan, mati dalam kurun waktu dua bulan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya