Liputan6.com, London - Hasil awal referendum apakah Inggris tetap bergabung dengan Uni Eropa atau hengkang telah terlihat. Baik kubu Leave dan Remain bersaing ketat.
Dilansir dari BBC, Jumat (24/6/2016), kubu Leave menang di Sunderland sementara pemilih Remain di Newcastle menang tipis 1 persen.
Advertisement
Kubu Leave juga terhitung menang di Swindon dan Broxbourne. Namun, BBC menegaskan ini adalah hasil awal. Sementara untuk keseluruhan baru bisa terlihat dalam 3 jam ke depan, karena seluruh negeri kini tengah menghitung surat suara.
Wilayah Gibraltar adalah yang pertama kali mengumumkan perhitungan surat suara selesai. Dengan 96 persen pemilih Inggris di luar negeri memilih untuk tetap bergabung dengan Uni Eropa atau Remain.
Kemengangan kubu Remain itu telah diprediksi karena, Gibraltar khawatir dengan perbatasan di Spanyol.
Survei online kepada 5.000 pemilih yang dilakukan pada hari referendum oleh YouGov memperlihatkan Remain mencapai 52 persen sementara Leave 48 persen.
Sementara itu, polling Ipsos Mori baru saja merilis hasil survei yang dilakukan pada Rabu dan Kamis. Hasilnya kubu Remain mendapat 54 persen dan Leave 46 persen.
Pemimpin Partai Independen, Nigel Farage kepada Press Association mengatakan kubu Remain menang berdasarkan rumor, "yang saya tahu dari beberapa teman di pasar keuangan yang telah melakukan polling besar-besaran."
Kepada supporternya, politikus pendukung Inggris keluar dari Uni Eropa itu punya 'perasaan' warga Inggris akan tetap bersama Uni Eropa.
"Kalah atau menang di pertempuran ini, kita akan menang di perang ini, kita akan mengambil alih negara ini kembali," kata Farage.
Hasil keseluruhan akan terlihat pada Jumat sore waktu Inggris, adalah titik penting bagi hubungan Inggris dan Uni Eropa serta dunia.
Andai Inggris keluar Uni Eropa, ia menjadi negara pertama yang 'mengguncang' 28 negara anggota UE.
Sementara itu, banyak tempat pemilihan suara (TPS) di Tenggara Inggris laris manis dipenuhi para warga Inggris, meski cuaca buruk melanda kawasan itu. Kemungkinan besar, perhitungan suara akan molor.
Ada juga kekhawatiran para commuter terjebak di London kerena kereta penuh. Mereka kemungkinan besar telat pulang ke rumah sehingga tak bisa memilih.