Pelaku Sandera 7 WNI di Filipina Selatan, Bebaskan 6 Lainnya

Peristiwa penculikan ini merupakan yang ketiga dalam kurun waktu 2 bulan terakhir.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 24 Jun 2016, 11:17 WIB
Menlu Retno Marsudi. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengeluarkan kecaman atas kejadian penculikan yang terjadi atas sejumlah WNI di Laut Filipina Selatan.

Kegeraman Menlu karena peristiwa penculikan ini merupakan yang ketiga dalam kurun waktu 2 bulan terakhir.

"Pemerintah Indonesia mengecam keras penyanderaan terharap warga Indonesia di Filipina Selatan," ucap Menlu Retno di Kantor Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Jumat (24/6/2016).

Menlu Retno membenarkan ada penculikan dilakukan di perairan Sulu atas 7 WNI pada Jumat ini. Diduga kuat dilakukan 2 kelompok berbeda.

"Pada 23 Juni 2016, kami dapat konfirmasi telah terjadi penyanderaan anak buah kapal (ABK) tug boat Charels 001 Ting dan tongkang Roby 152," ucap Menlu di kantornya.

Saat penyanderaan, terdapat 13 orang ABK. Namun, tidak semua awak diculik kelompok bersenjata itu.

"Saat sandera kapal, mereka membawa 13 orang, namun hanya 7 disandera sementara 6 dibebaskan," tegas Retno.

Menlu menegaskan apa yang terjadi sudah tidak bisa diterima lagi. Hal ini karena penyanderaan dan penculikan terjadi berulang kali dalam kurun waktu sangat singkat.

"Kejadian ketiga ini tidak bisa ditolerir," tegas Retno.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya