Liputan6.com, Manado - Bencana banjir dan longsor di Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara, menimbulkan korban tewas sebanyak lima orang. Berarti bertambah dua korban. Sementara, dua warga lainnya masih dinyatakan hilang.
"Selain korban jiwa, 209 rumah rusak akibat bencana tersebut," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, dikutip dari Antara, Kamis 23 Juni 2016.
Dia mengatakan, upaya penanganan darurat akibat banjir, longsor, gelombang pasang dan cuaca ekstrem masih dilakukan di Kabupaten Kepulauan Sangihe. Sebanyak enam kecamatan terkena bencana pada 21 Juni 2016, yaitu Kecamatan Tahuna, Tahuna Barat, Tahuna Timur, Manganitu, Kendahe, Tamako, Manganitu Selatan, dan Tatoareng.
Total kerugian yang ditimbulkan akibat bencana banjir dan longsor tersebut diperkirakan mencapai Rp 57 miliar.
Baca Juga
Advertisement
Kerugian meliputi 44 rumah rusak berat, 116 rusak sedang dan 49 rusak ringan. Sementara dua jembatan dan jalan sepanjang satu kilometer rusak sehingga menyebabkan lima kampung dan tiga kecamatan terisolasi.
Selain itu, sarana pendidikan dan fasilitas umum yang rusak sebanyak tujuh unit dan kerusakan perkebunan dan pertanian diperkirakan mencapai sepuluh hektare.
Jumlah warga mengungsi, jelas dia, sebanyak 610 jiwa. Mereka ditampung di dua lokasi, yaitu Gereja Imanuel dan SD Kolongan Beha.
"Pendataan dampak bencana masih dilakukan," tutur Sutopo.
Sebelumnya, jumlah korban meninggal akibat bencana banjir dan longsor di Kabupaten Kepulauan Sangihe sebanyak tiga orang, satu lainnya dinyatakan hilang.