Liputan6.com, London- Keputusan telah diambil terkait menetap atau hengkangnya Inggris dari blok 28 negara yang berada di dalam lingkup Uni Eropa.
Baca Juga
Advertisement
Proses pemungutan suara yang digelar pada hari Kamis, 23 Juni 2016 pada pukul 07.00 hingga 22.00 waktu setempat berakhir dengan jumlah total 51 persen pemungut suara memilih jalur ‘Brexit’ atau keluar dari UE.
“Ini adalah suatu kemenangan bagi kalangan masyarakat yang sederhana, untuk orang-orang yang baik,” kata anggota parlemen Inggris, Nigel Farage, mengutip Independent, Jumat (24/6/2016).
Ia lanjut menjelaskan, “Untuk menjadi negara yang independen, kami tidak harus melakukan suatu perlawanan, tidak harus menghabiskan peluru. Hanya cukup bermimpi yang kuat saja akan Inggris yang kuat berdiri sendiri sebagai negara."
Melansir dari CNN, proses pemungutan suara dilakukan di 382 lokasi di dalam wilayah Inggris yang berakhir dengan angka 51 persen untuk ‘Brexit’. Ini mengakibatkan robohnya bursa saham dan nilai mata uang pound sterling sejak 31 tahun terakhir.
“Situasi akan normal kembali jika negara ini dilanda resesi," tutur Nigel.
Sebelumnya pada Kamis, 23 Juni 2016, seluruh rakyat Inggris diimbau untuk turut berpartisipasi dalam hari bersejarah di negara tersebut, yaitu sesi pemungutan suara dalam sebuah referendum yang dijadikan faktor penentu status negara tersebut ke depannya di mata Eropa.
Rakyat Inggris diberikan satu kesempatan untuk memilih menetap dalam lingkup Uni Eropa atau memilih jalur Brexit, istilah yang mengacu pada kondisi di mana Inggris akan hengkang dari blok 28 negara Eropa.