6 Faktor Penyebab Kanker Kulit, Waspadalah

Enam faktor risiko yang bisa menjadi penyebab kanker kulit.

oleh Retno Wulandari diperbarui 25 Jun 2016, 10:00 WIB
Kebiasaan untuk melindungi kulit dengan menggunakan produk tabir surya dapat memperkecil risiko timbulnya kanker kulit hingga 80 persen.

Liputan6.com, Jakarta Sampai sekarang kanker menjadi penyakit yang mematikan, tak terkecuali kanker kulit. Di Amerika Serikat, satu orang meninggal setiap jam akibat melanoma, seperti dikutip dari Prevention, Sabtu (25/6/2016). Berikut adalah enam faktor risiko yang bisa menjadi penyebab kanker kulit.

1. Jam terbang tinggi
Menurut sebuah studi dari University of California, San Francisco tahun 2014, pilot dan pramugari berisiko dua kali terkena melanoma dibandingkan masyarakat umum. “Kebanyakan orang tidak menyadari bahwa pada setiap ketinggian 3.000 kaki ada peningkatan 15 persen terkena radiasi UV”jelas Bruce Robinson,MD , dermatolog di NYC.

Ini berarti bahwa pada 30.000 kaki dimana sebagian besar pesawat komersial terbang, tingkat radiasi UV dua kali lipat dibanding tingkat radiasi UV di permukaan tanah. Sekalipun struktur pesawat memberi perlindungan terhadap sinar UV, akan tetapi sinar UV dapat menerobos melalui kaca jendela. Untuk melindungi terhadap UVA dan UVB sebaiknya mengoleskan tabir surya dengan minimal SPF 30.

2. Tinggal di Pegunungan
Kebanyakan orang menganggap risiko kanker kulit hanya pada mereka yang tinggal dekat garis khatulistiwa. Tapi faktanya mereka yang tinggal di dataran tinggi juga bisa berisiko terkena melanoma, jelas Robinson.

3. Viagra
Pria yang menggunakan Viagra (sildenafil) lebih dari satu dekade, 84 persen lebih dapat terkena melanoma. Tapi tidak jelas apakah obat itu sendiri benar-benar harus disalahkan. Salah satu teori yang mungkin terkait akan dengan hal ini adalah soal penggunaan Viagra sebagai gaya hidup.

Pria yang gemar memakai obat disfungsi ereksi ini cenderung terdidik dan makmur, yang artinya lebih banyak mengambil waktu untuk berlibur di pantai dan bermandikan matahari yang memberi paparan sinar UV, kata Whitney A. High, MD, JD, Direktur dermatologi di The University of Colorado School of Medicine.


4. Terlalu lama berkendara

4. Terlalu lama berkendara
Sebuah studi di St. Louis University School of Medicine tahun 2010, menyatakan bahwa ¾ penderita melanoma stadium awal berada di sisi kiri tubuh. Para peneliti menduga itu akibat paparan UV saat mengemudi. Sekalipun kaca mobil sudah dilengkapi film filter UVA, namun jendela samping mobil masih memungkinkan sinar UV masuk.

Cara mengatasinya dengan memasang kaca film yang mampu menyaring UVB dan UVA, atau pastikan mengoleskan tabir surya pada bagian tubuh yang terbuka seperti lengan, leher dan wajah, bahkan sekalipun cuaca berawan.

5. Pernah mengalami sengatan matahari yang buruk
Menurut Melanoma Research Foundation, kulit terbakar akibat sengatan matahari dapat melipatgandakan risiko terkena melanoma di kemudian hari. Tak ada yang bisa dilakukan untuk dapat mengembalikan luka bakar akibat sengatan matahari selain dari melakukan pencegahan. Mengoleskan tabir surya SPF 15 untuk penggunaan sehari-hari mampu mencegah risiko hingga 50 persen.

6. Rambut merah
Mutasi genetik yang sama yang menyebabkan rambut merah juga meningkatkan risiko melanoma. Ini hasil dari sebuah studi pada tahun 2013 yang dilakukan oleh Beth Israel Deaconess Medical Center in Boston.

Para peneliti menemukan bawah mutasi tertentu, MC1R-RHC mengaktifkan jalur penyebab kanker ketika seseorang dengan rambut merah terkena radiasi UV. Hal yang sama juga terkait dengan kanker payudara, ovarium, dan kanker paru-paru. Namun demikian jangan berpikir bahwa mereka yang memiliki kulit lebih hitam aman terhadap melanoma, sekalipun kasus ini sangat jarang terjadi di Afrika.

“Orang berkulit hitam jauh lebih rentan terhadap melanoma acral lentiginous (ALM), ini jenis melanoma yang sangat mematikan yang biasanya muncul pada telapak tangan dan telapak kaki,”jelas Robinson. Intinya terlepas dari warna atau jenis kulit, sebaiknya bersikap proaktif melakukan pemeriksaan kulit jika melihat sesuatu yang mencurigakan di lengan, telapak tangan, telapak kaki atau bahkan di bawah kuku.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya