Liputan6.com, London- Keputusan Inggris untuk hengkang dari Uni Eropa (UE) menimbulkan sejumlah dampak negatif pada berbagai sektor kehidupan negara itu. Selain mengakibatkan ketidakstabilan ekonomi dan bursa saham, keputusan Brexit juga mengancam industri video game Inggris.
Baca Juga
Advertisement
Seperti dilansir BBC, Sabtu (25/6/2016) industri video game atau yang lebih dikenal dengan sebutan industri kreatif telah berkontribusi bagi pendapatan negara sebesar 4 milyar pound sterling atau Rp 73 triliun setiap tahunnya.
Hal tersebut diungkapkan oleh Deborah Bestwick, pendiri perusahaan pembuat video game di Inggris, Team17 MD. Ia berkeyakinan, keputusan Brexit akan membawa dampak buruk terhadap kemajuan industri video games di negara Ratu Elizabeth II itu.
"Keluarnya Inggris dari lingkup Uni Eropa bukan langkah baik untuk industri ini jika dilihat dari segi bisnis dan perekonomiannya. Industri video game Inggris sangat kuat dan merupakan sarang bagi mereka yang mempunyai talenta.
Namun itu semua tentunya karena keberadaan individu-individu dari seluruh dunia," kata Deborah seperti dikutip Vice.
Bukan hanya perusahaan pengembangan video games saja yang keberatan dengan keluarnya Inggris dari Uni Eropa. Perusahaan ritel penjual video games seperti, Green Man Gaming juga turut merasakan dampak negatif dari keputusan Brexit.
“Jika Inggris meninggalkan Uni Eropa maka kita akan kehilangan akses pendanaan yang selama ini kebanyakan datang dari negara-negara di wilayah Eropa,” tutur Paul Sulyok, CEO Green Man Gaming.
Industri video games selama ini dipandang sebagai salah satu sektor yang paling menguntungkan di Inggris. Keputusan Brexit akan berakibat buruk bagi kemajuan sektor itu.
Proses pemungutan suara yang digelar pada Kamis, 23 Juni pukul 07.00 hingga 22.00 malam waktu setempat berakhir dengan kemenangan di kubu pro Brexit menyusul perolehan suara yang mencapai lebih dari 51 persen.