Dampak dari Panggilan Sayang yang Kerap Dianggap Lucu Orangtua

Apa sebenarnya dampak dari panggilan sayang "chubby", "gemuk", dan "gendut" ke seorang anak

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 25 Jun 2016, 19:41 WIB
Apa sebenarnya dampak dari panggilan sayang "chubby", "gemuk", dan "gendut" ke seorang anak

Liputan6.com, Jakarta Pemberian julukan atau panggilan sayang yang mengarah ke bentuk fisik seorang anak hanya akan menciptakan dampak yang buruk di kemudian hari.

Psikolog Anak dan Keluarga, Sutji Sosrowardojo, mengatakan, sebutan "gemuk", "chubby", atau "tembam" yang dianggap lucu dan menggemaskan oleh para orangtua ternyata dapat menciptakan body image yang negatif.

"Labelling sangat buruk efeknya untuk perkembangan anak. Sayang, labelling ini terkadang datang dari orangtua yang tanpa sadar memanggil anaknya dengan 'sini anak mama yang gemuk'. Pada saat itu dia merasa body image-nya negatif, yang membuatnya merasa jelek, sehingga dapat mengganggu semuanya," kata Sutji ditulis Health Liputan6.com pada Sabtu (25/6/2016)

Gara-gara body image yang tercipta itu, membuat anak jadi minder untuk bergaul, tidak fokus, konsentrasi belajar di sekolah terganggu yang membuat prestasinya menurun. Padahal, ada sesuatu yang bisa digali dari anak tersebut.

"Labelling berdasarkan bentuk fisik sebaiknya dihindari. Labelling mending dari karakter anak. Misal, sini anak mama yang rajin. Itu namanya positif parenting, pola asuh positif yang selalu melihat anak dari positifnya. Jangan selalu bertumpu pada penampilan fisik," kata Sutji.

Namun, bukan berarti Anda sebagai orangtua lantas selalu menyanjung si buah hati dengan memanggilnya cantik dan ganteng. Menurut Sutji, ada beberapa anak yang di rumah sering dibilang cantik dan ganteng, jadi merasa seakan-akan dunia hanya berputar di sekitar dirinya saja, sehingga rasa empatinya tertutup.

"Akhirnya dia kayak anak yang terlalu ge-er (gede rasa). Semua orang akan melihatnya sebagai anak yang paling cantik. Untuk itu, saya anjurkan untuk menanamkan apresiasi, pujian yang lebih mengarah ke prestasi dan usaha yang telah dia lakukan. Agar anak tahu, semua yang dia lewati butuh proses," kata Sutji menekankan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya