Dubes Moazzam: Usai Brexit, Inggris Tetap di Level Atas Dunia

Dubes Moazzam Malik mengakui, hasil referendum Brexit berpengaruh terhadap masa depan Negeri Ratu Elizabeth. Tapi,...

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 25 Jun 2016, 19:56 WIB
Infografis Brexit (liputan6.com/Deisy Rika)

Liputan6.com, Jakarta - Masyarakat Inggris telah memutuskan untuk tidak lagi bersama Uni Eropa. Keputusan ini diambil usai referendum digelar, Kamis 24 Juni 2016.

Menurut Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Moazzam Malik, hasil referendum ini tak bisa dipungkiri berpengaruh terhadap masa depan Negeri Ratu Elizabeth.

"Ada banyak ketidakpastian namun ada juga hal-hal yang sudah pasti kita semua tahu demi masa depan," ucap Moazzam dalam konfrensi pers di Kedutaan Inggris di Patra Kuningan Jakarta, Sabtu (25/6/2016).

Moazzam memastikan, meski tak lagi bersama Uni Eropa, Inggris tetap akan menjadi rumah bagi 65 juta warganya yang beragam dan berbakat, yang memiliki ras serta keyakinan yang berbeda-beda namun tetap satu dalam semangat demokrasi.

Tak hanya itu, tambah dia, ekonomi Inggris tetap berada di level atas dunia. Bahkan, dia memastikan, negaranya tak akan keluar dari G7, G20.

"Kami akan tetap menjadi negara yang masuk dalam kategori 10 negara dengan ekonomi terbesar duunia, yang memiliki orientasi eksternal yang terbuka, inovatif serta berkomitmen mewujudkan sistem peraturan yang berbasis internasional," sebutnya.

"Kami akan tetap menjadi anggota G20, G7, Anggota Tetap Dewan Keamanan PBB, NATO dan juga akan tetap menjadi satu-satunya negara yang berkomitmen mengalokasikan dana 2% dari GDP (PDB) untuk belanja pertahanan dan 0,7% dari Pendapatan Nasional untuk bantuan pembangunan," ujar Moazzam.

Saat ini, kata Moazzam, pemerintahnya tengah memegang tugas penting. Yaitu menstabilkan pemerintahan untuk dalam menyongsong masa depan baru di luar Uni Eropa.

"Ada banyak pertanyaan tentang bagaimana ke depannya dan kami tidak bisa menjawab semuanya hari ini," tutur dia.

"Namun seperti apa yang dikatakan oleh PM David Cameron, pemerintah Inggris akan terus mencoba menstabilkan pemerintahan dan menyerahkan tampuk pemerintahan ke perdana menteri yang baru pada Oktober mendatang," pungkasnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya