Menteri Luhut: Jokowi di Natuna Tegaskan Kedaulatan Indonesia

Ketegasan pemerintah terhadap batas negara sama dengan sikap Indonesia terhadap pemberantasan narkoba.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 26 Jun 2016, 16:23 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat berada di dalam kapal perang KRI Imam Bonjol 383 di perairan Natuna, Kepulauan Riau, Kamis (23/6). Jokowi mengadakan rapat terbatas tentang Natuna di atas kapal perang tersebut (Foto: Setpres)

Liputan6.com, Jakarta - TNI AL menangkap kapal nelayan Tiongkok yang kedapatan menangkap ikan di perairan Natuna. Presiden Jokowi pun menggelar rapat terbatas di KRI Imam Bonjol 383 yang melintas di perairan Natuna, Kepulauan Riau.

Menko Polhukam Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, kegiatan Jokowi di wilayah laut yang berbatasan dengan Vietnam, Malaysia dan Kamboja itu menandakan bahwa soal kedaulatan tidak bisa ditawar-tawar bagi Indonesia.

"Memang saya kira menunjukkan kehadiran pemerintah dan keteguhan pemerintah terhadap kedaulatan Indonesia," ujar Menko Polhukam Luhut Binsar Pandjaitan usai menghadiri perayaan Hari Anti-Narkotika Nasional (HANI) di Lapangan Parkir Cengkeh, Taman Sari, Jakarta Barat, Minggu (26/6/2016).

Ketegasan itu sama dengan sikap Indonesia terhadap pemberantasan narkoba. Jokowi, jelas telah menginstruksikan perang terhadap narkoba dan harus diikuti oleh seluruh masyarakat Indonesia.

"Tadi juga Anda dengar tentang narkoba. Itu tegas sekali, jelas sekali, tidak bisa ditawar lagi," lanjut dia.

Meski memiliki ketegasan sikap terkait wilayah kedaulatan dan pemberantasan narkoba, bukan berarti Indonesia akan bersitegang dengan negara tertentu. Menjaga hubungan baik dengan seluruh negara di dunia juga tak kalah penting.

"Tapi bahwa kita melihat hubungan baik dengan siapa saja, itu juga menjadi keniscayaan," pungkas Luhut.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya