Liputan6.com, Sleman - Lima narapidana (napi) yang kabur dari Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Cebongan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta pada Minggu siang, 26 Juni 2016, ternyata menggunakan sarung untuk memanjat tembok belakang penjara.
"Kejadian kaburnya napi diketahui pukul 11.50 WIB setelah saya cek dan semua proses kejadian terekam dalam CCTV," ucap Pramono, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM DIY saat meninjau ke Lapas Cebongan Klas IIB, Sleman, Minggu malam, 26 Juni 2016.
Ia menguraikan kelima napi tersebut secara bersama-sama dan saling topang naik ke plafon. Mereka memecahkan eternit atau plafon yang terdapat di lorong sebelah selatan dekat blok C1.
Baca Juga
Advertisement
Setelah plafon jebol, imbuh Pramono, mereka secara bergantian naik ke atap dan menjebol genting lalu turun ke halaman belakang dekat pagar. Kemudian, kelima napi memanjat tembok belakang sebelah selatan dengan menggunakan sarung yang dibawa oleh masing-masing orang.
Lima napi diketahui kabur, kata Pramono, setelah petugas menghitung jumlah tahanan pada pukul 13.00 WIB. Seharusnya ada 70 tahanan, tapi yang terlihat hanya 65 orang.
Ia mengaku sudah berkoordinasi dengan Polres Sleman untuk membantu mencari para napi yang kabur.
Kapolres Sleman AKBP Yulianto membenarkan dimintai bantuan untuk mencari lima napi kabur tersebut. Barang bukti dari peristiwa ini adalah lima buah sarung yang digunakan untuk kabur.