Liputan6.com, Cirebon - Semangat para pemuda-pemudi pegiat sejarah dan budaya Cirebon tak terlihat surut. Mereka tetap semangat membersihkan dan mengembalikan 25 dari 80 arca sesuai dengan bentuk aslinya.
Sedikitnya ada sekitar 55 arca yang berada di Desa Pejambon Batulawang Kecamatan Sumber Kabupaten Cirebon dinyatakan hilang tanpa jejak. Berbentuk Batara Guru, Lingga, Yoni, dan puluhan arca lainnya yang belum mendapat perhatian serius dari pemerintah setempat.
Arca tersebut tersimpan di sebuah bangunan kecil dan permanen, yang didirikan Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Serang, sekitar 2001.
Pagi itu, sejumlah pegiat budaya dan sejarah Cirebon bersama-sama membersihkan bangunan tempat penyimpanan arca. Arca tersebut disinyalir merupakan benda purbakala peninggalan antara zaman Kerajaan Indraprahasta dan Cirebon Girang (sebelum Kerajaan Cirebon).
Mereka membawa peralatan apa adanya, namun tidak menyurutkan semangat menjaga peninggalan purbakala Cirebon.
Baca Juga
Advertisement
"Dulu waktu tahun 1960-1980, arca tersebut berjumlah sekitar 80 dan sekarang sudah tersisa 25 arca. Itu akan kami jaga," sebut salah seorang filolog Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung Sinta Ridwan di sela kegiatan "Bebersih Situs Pejambon" di Cirebon, Jawa Barat, Minggu, 26 Juni 2016.
Dia mengaku, belum ada penjelasan atas hilangnya arca yang tersebar di Desa Pejambon tersebut. Namun, dipastikan arca yang disinyalir dibuat saat zaman kerajaan Hindu di Cirebon itu dicuri oleh para kolektor benda purbakala.
Sinta menceritakan, kegiatan "Bebersih Situs Pejambon" tersebut bermula saat ia berkunjung ke Museum Sri Baduga Bandung. Saat itu, di bagian depan museum terdapat dua patung arca Cirebon yang berasal dari zaman Megalitikum.
"Karena bidang saya tidak jauh dari sejarah, akhirnya saya merencanakan untuk ke Cirebon," tutur perempuan yang juga warga asli Cirebon itu.
Sementara itu, kondisi fisik 25 arca yang masih ada di lokasi terbilang miris. Sinta mengaku, arca tersebut sudah disentuh oleh tangan-tangan jahil.
"Ini saya yakin arca sudah ada pada zaman Megalitikum karena dilihat dari jenis bebatuan dan motif ukiran yang dibuat saja berbeda dengan pembuat patung saat ini," kata Sinta.