Liputan6.com, Sacramento - Kekerasan pecah antara kelompok supremasi kulit putih 'neo-Nazi' dan para demonstran yang menentang mereka di Sacramento, California, Amerika Serikat.
Akibatnya, setidaknya tujuh orang dilarikan ke rumah sakit akibat mengalami cedera dalam insiden yang terjadi pada Minggu 26 Juni 2016 waktu setempat. Dua dari korban mengalami luka parah.
"Situasi sungguh kacau. Belum jelas apakah tujuh orang yang dibawa ke rumah sakit mengalami luka tusukan," kata juru bicara pemadam kebakaran Sacramento Fire Department Chris Harvey, seperti dikutip dari CNN, Senin (27/6/2016).
Namun, petugas Kepolisian Sacramento, Matt McPhail mengatakan, para korban dipastikan mengalami luka tusukan. Kondisi mereka belum bisa diketahui, namun diyakini, cedera tersebut tak sampai membahayakan jiwa.
Seperti dikutip dari Los Angeles Times, UC Davis Medical Center mengatakan, pihaknya merawat 8 orang dengan kondisi berbeda, dari ringan hingga kritis.
Awalnya Traditionalist Worker Party (TWP), yang digambarkan oleh para pemimpinnya sebagai 'kelompok nasionalis putih', siang itu mendapatkan izin untuk melakukan aksi dekat Capitol, gedung pemerintahan negara bagian. Namun, grup lain kemudian muncul.
"Kelompok tandingan kemudian muncul dalam jumlah besar, sekitar 300 orang atau lebih," kata George Granada dari California Highway Patrol.
Jumlah massa tandingan tersebut bahkan melebihi jumlah peserta aksi TWP. Adu mulut yang terjadi saat itu dengan cepat berubah menjadi bentrok fisik.
Video yang merekam insiden tersebut menunjukkan orang-orang berlari terbirit-birit untuk menyelamatkan diri, dikejar sejumlah orang bersenjatakan tongkat kayu.
"Mengerikan...darah tercecer di mana-mana. Polisi mencoba untuk mengendalikan massa," ujar Frances Wang, reporter ABC10.
Hingga berita ini diturunkan belum ada kejelasan soal apakah para korban luka adalah anggota TWP atau pihak lain.
Yvette Felarca, anggota By Any Means Necessary mengaku datang untuk menunjukkan bahwa pandangan rasis dan anti-imigran tak bisa ditoleransi. "Mereka tidak diterima," kata dia terkait aksi TWP.
Sementara, Matthew Heimbach, pemimpin Traditionalist Worker Party, yang tak ikut dalam aksi mengakui, anggotanya mempersenjatai diri dengan pisau dan belati -- karena merasa mendapat ancaman di media sosial.
Afiliasi mereka, Golden State Skinheads, juga ikut serta dalam aksi mereka.
Heimbach mengatakan, dua 'kamerad-nya' terluka dalam insiden tersebut, satu akibat luka tusukan, lainnya mengalami cedera pada wajah akibat pukulan botol.
"Meski kalah jumlah, kami tetap bertahan. Kemenangan di pihak kami karena lebih banyak dari mereka yang terluka," kata Heimbach, yang pernah muncul dalam kampanye Donald Trump di Louisville, Kentucky pada 1 Maret 2016.
Advertisement