Liputan6.com, Jakarta - Usai acara buka bersama dengan keluarga besar TNI yang dihadiri Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla di Markas Besar TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo memaparkan penyanderaan terhadap awak kapal TB Charles 001 Ting dan Tongkang Robu 152.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Selasa (28/6/2016), menurut Panglima TNI penyanderaan disebabkan pelanggaran rute yang sudah ditetapkan. Akibatnya, penyanderaan itu pun terjadi.
Advertisement
Sejak kasus dua penyanderaan sebelumnya, Kementerian Perhubungan memang sudah mengeluarkan larangan berlayar di sekitar Tarakan menuju Filipina. Tapi rupanya masih ada saja kapal yang nekat melintas.
Terungkap pula penyandera meminta tebusan 200 juta peso atau sekitar Rp 60 miliar hingga Rp 65 miliar.
"Yang dipastikan adalah yang mereka minta untuk empat orang, yang tiga orang belum. Mereka masih dicari," Gatot menerangkan.
Dia sampai saat ini belum bisa berkomunikasi dengan para sandera. Namun, ia memastikan kondisi empat sandera dalam keadaan sehat.
"Ada di (Kepuluan) Jolo, yang sementara bisa dimonitor sementara empat. Tapi itu perlu diverifikasi lagi. Karena terpisah, empat sandera dan tiga sandera terpisah," Panglima TNI menandaskan.
**Ingin mendapatkan informasi terbaru tentang Ramadan, bisa dibaca di sini.