Liputan6.com, Sawahlunto - Lubang tambang batu bara di Parambahan, Kecamatan Talawi, Kota Sawahlunto, Sumatera Barat, sekitar 97 kilometer ke arah selatan Kota Padang meledak pada Senin, 27 Juni 2016, pukul 22.30 WIB.
Dilansir Antara, suara ledakan terdengar cukup keras terdengar warga sekitar. Warga langsung mengecek dan menemukan lima orang korban. Tiga orang di antaranya dalam kondisi kritis dengan luka bakar akibat ledakan tersebut. Mereka kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) M Djamil di Padang, dan sebelumnya sempat dirawat di RSUD Sawahlunto.
Tim medis yang menangani pasien korban ledakan lubang tambang batu bara, dr Irwan, mengatakan korban mengalami trauma saluran pernapasan akut.
"Tiga di antara lima korban ledakan tambang itu, masing-masing Firman Dedi (43), Kamundi Halawa (35), dan Siswoko (40) segera dirujuk ke RSUP M Djamil Padang, setelah mendapatkan pertolongan pertama di RSUD setempat," kata Irwan, di Sawahlunto, Selasa (28/6/2016) dini hari.
Sedangkan dua korban lainnya, April Syaiful (37) dan Adi Tusiman (35), untuk sementara bisa ditangani di rumah sakit setempat. Selain mengalami trauma pernapasan akibat menghirup udara panas, lima korban tersebut terluka bakar cukup serius dengan persentase antara 40-60 persen.
"Dalam pertolongan pertama yang dilakukan tim medis, seluruh korban tersebut diberikan alat bantu pernapasan berupa instalasi endotrakhea dan infus serta upaya pemindaian keluar masuk cairan pada tubuh korban," ujar Irwan.
Baca Juga
Advertisement
Menurut dia, kondisi ketiga korban yang dirujuk ke RSUP M Djamil Padang stabil, tetapi masih membutuhkan terapi lanjutan dengan peralatan yang lebih lengkap dan canggih.
Hal paling diwaspadai dalam penanganan pasien luka bakar, lanjut dia, adalah risiko adanya komplikasi jalan pernapasan. Namun, pihaknya sudah mengantisipasi dengan mengevaluasi medis kondisi pasien sebelum dirujuk.
"Tim medis juga sudah berupaya melakukan penyedotan kandungan zat karbon pada saluran pernapasan korban yang merupakan sisa adanya peristiwa terbakar selaput pada saluran tersebut akibat udara panas yang terisap saat terjadi ledakan," ucap Irwan.
Kepala Teknik Tambang (KTT) PT NAL Fauzi mengatakan, indikasi sementara pemicu ledakan pada lubang tersebut disebabkan adanya hubungan arus pendek listrik.
"Kami bersama pihak terkait masih menyelidiki kebenaran dugaan tersebut, selain memaksimalkan penanganan terhadap pekerja kami yang menjadi korban ledakan," kata Fauzi.