Liputan6.com, Kairo - Pemerintah Mesir telah melarang aktivis perempuan terkenal pergi ke pertemuan hak asasi manusia di Libanon. Pelarangan ini memperkokoh Negeri Piramida sebagai negara yang anti-kebebasan berbicara.
Mozn Hassan, aktivis perempuan pendiri Nazra for Feminist Studies, mengatakan dalam pernyataannya bahwa pihak otoritas bandara Kairo menahan paspornya.
Advertisement
Mereka lantas melarang perempuan cantik itu untuk terbang ke luar negeri.
Hassan berencana menghadiri pertemuan Women Human Rights Defenders (WHRD) di Beirut. Perhelatan itu merupakan koalisi aktivis di Timur Tengah dan Afrika Utara.
Nazra mengatakan pelarangan itu merupakan aksi terbaru pemerintah untuk menghancurkan lembaga swadaya masyarakat (LSM).
Tahun ini Mesir membuka kasus investigasi kriminal pada 2011 yang diduga dilakukan oleh LSM, termasuk organisasi milik Nazra dan kelompok sayap kanan lainnya. Mereka dituduh menerima dana asing yang bertujuan untuk menghancurkan keamanan nasional.
Pada bulan Maret, Hassan bersama stafnya diinterogasi pemerintah karena organisasinya dianggap ilegal. Demikian seperti dilansir dari The Guardian, Selasa (28/6/2016).
"Orang lain akan melanjutkan pekerjaan saya," kata Hassan saat itu.
"Saya tahu ini pilihan saya. Saya punya passion tentang feminisme di negeri ini. Saya tahu ini terdengar murahan, tapi ada satu tentang Nazra, organisasi kami, mampu berdedikasi bagi seluruh perempuan."
**Ingin mendapatkan informasi terbaru tentang Ramadan, bisa dibaca di sini.