Liputan6.com, Jakarta Bursa saham Asia masih alami tekanan pada perdagangan saham Selasa pekan ini. Sentimen keputusan Inggris keluar dari Uni Eropa (UE) atau disebut Britain Exit/Brexit masih membayangi pasar keuangan dunia termasuk bursa Asia.
Pada perdagangan Selasa (28/6/2016), indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,3 usai bursa saham Amerika Serikat (AS) melanjutkan pelemahan perdagangan saham pada awal pekan ini.
Sementara itu, indeks saham Jepang Nikkei turun 1,3 persen di awal perdagangan saham. Bursa Jepang juga alami perdagangan yang fluktuaktif. Indeks saham Jepang Topix melemah 2,2 persen. Indeks saham Korea Selatan Kospi tergelincir 0,5 persen.
Baca Juga
Advertisement
Pelemahan juga melanda bursa saham Australia. Indeks saham Australia/ASX melemah 1,3 persen. Indeks saham Selandia Baru/NZX 50 tergelincir 0,4 persen.
"Bursa saham tidak menyukai ketidakpastian ini. Ketidakpastian itu menganggung perdagangan dunia, dan akan mempengaruhi ekonomi Inggris dalam beberapa waktu," ujar Grant Williamson, Investment Adviser Hamilton Hindin Greene seperti dikutip dari laman Bloomberg, Selasa (28/6/2016).
Di pasar keuangan, mata uang Pound sedikit berubah ke level US$ 1.3225. Mata uang Pound sempat jatuh ke level terendah dalam 31 tahun. Lembaga pemeringkat internasional S&P memangkas peringkat uang Inggris pada awal pekan ini.
Sedangkan yen masih menguat 0,4 persen menjadi 101,60 per dolar Amerika Serikat. Indeks dolar AS pun sedikit berubah terhadap 10 mata uang.
Di pasar komoditas perdagangan Selasa pekan ini, harga minyak Amerika Serikat (AS) naik 0,7 persen menjadi US$ 46,68 per barel. Sedangkan harga minyak Brent mendaki 0,9 persen ke level US$ 47,56. (Ahm/Ndw)
**Ingin mendapatkan informasi terbaru tentang Ramadan, bisa dibaca di sini.
Ingin tahu bagaimana menerapkan strategi digital marketing yang jitu? Simak video ini: