Liputan6.com, Yogyakarta - Nahdlatul Ulama (NU) dan UGM mengembangkan pembangkit listrik tenaga surya di kampung Zumi Zola di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Jambi. Selain itu, pembangkit listrik tenaga surya juga akan dibangun di Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat.
Rencana itu seiring ditandatanganinya perjanjian hibah Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Masyarakat (PSDABM) senilai Rp 16,7 miliar antara Millenium Challenge Account Indonesia (MCAI) dengan Konsorsium untuk Energi Mandiri dan Lestari (Kemala) akhir pekan lalu. Hibah ini berakhir pada 31 Desember 2017.
Kemala merupakan konsorsium yang dipimpin oleh Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Masyarakat NU (Lakpesdam-PBNU) yang beranggotakan Pusat Studi Ekonomi Kerayakatan UGM (Pustek UGM), Pusat Studi Energi UGM (PSE UGM), dan Center For Civic Engagement and Studies (Pusat Kajian dan Penguatan Kewargaan).
"Hibah berupa pembangkit listrik tenaga surya akan digunakan sebagai pemicu peningkatan kualitas hidup masyarakat setempat dengan akses energi rendah emisi karbon," ujar Rahmawan Budiarto, Koordinator Energi Terbarukan PSE UGM dalam jumpa pers di UGM, Senin, 27 Juni 2016.
Baca Juga
Advertisement
Ia menyebutkan bentuk energi terbarukan tersebut antara lain melalui penerangan pada malam hari, energi untuk mengelola komoditas perekonomian lokal seperti limbah pertanian, perkebunan, dan perikanan, serta energi untuk penyediaan air bersih melalui pompa air bertenaga surya.
Implementasi energi terbarukan, kata dia, ditargetkan akan menumbuhkan lapangan pekerjaan, peningkatan pengetahuan administrasi dan keuangan, peningkatan waktu belajar di malam hari, dan peningkatan kualitas kesehatan akibat ketersediaan air bersih.
"Sebagai salah satu strategi peningkatan kapasitas, konsorsium membentuk Sekolah Hijau yang memberikan pembelajaran kepada masyarakat desa," ucap Rahmawan.