Liputan6.com, Jakarta - Keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Britain Exit/Brexit) hanya berdampak sementara terhadap perekonomian global. Itu karena Brexit dinilai hanya menyangkut hubungan negara-negara Eropa.
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara mengatakan, Brexit lebih berdampak langsung ke perusahaan-perusahaan Inggris. Negara ini akan kehilangan pasar di Eropa yang berdampak penurunan keuntungan.
"Kalau ini akan lebih pada potensi Inggris, akan turun profitability perusahaan-perusahaan di Inggris," kata dia di gedung DPR RI Jakarta, Selasa (28/6/2016).
Maka itu, keluarnya Inggris seharusnya tidak menjadi kekhawatiran semua pihak. Mirza menilai Brexit berbeda dengan krisis yang pernah terjadi pada 2008. "Jadi apa yang terjadi di Inggris saat ini tidak sama dengan global krisis. Beda sekali," ujar dia,
Dia meyakini perekonomian global akan segera pulih. Di Inggris sendiri, tak semua sektor kena dampak yang besar karena pengaruh Brexit.
"Karena kalau kita lihat pasar keuangan London, hanya perbankan di London yang turun cukup banyak. Tetapi saham lain turunnya cukup normal," tutur dia.
Seperti diketahui, hasil referendum yang dilakukan Inggris telah menetap bahwa negara tersebut akan keluar dari blok 28 negara yang berada di dalam lingkup Uni Eropa.
Proses pemungutan suara yang digelar pada hari Kamis, 23 Juni 2016 pada pukul 07.00 hingga 22.00 waktu setempat berakhir dengan jumlah total 51 persen pemungut suara memilih jalur Brexit atau keluar dari UE.
Proses pemungutan suara dilakukan di 382 lokasi di dalam wilayah Inggris yang berakhir dengan angka 51 persen untuk Brexit. Ini mengakibatkan rontoknya bursa saham dan nilai mata uang pound sterling sejak 31 tahun terakhir.
Advertisement
**Ingin mendapatkan informasi terbaru tentang Ramadan, bisa dibaca di sini.
Ingin tahu terapkan strategi jitu digital marketing? Simak video ini: