Liputan6.com, Jakarta - Badan Narkotika Nasional (BNN) menandatangani nota kesepahaman bersama Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan). Menurut Kepala BNN Budi Waseso, dengan kerja sama tersebut, pihaknya bisa memperoleh data dalam bentuk pemetaan dan menggunakan teknologi satelit yang dimiliki Lapan.
Nantinya, dengan teknologi satelit tersebut, BNN akan semakin mudah untuk mengetahui ladang ganja, terutama yang berada di wilayah terpencil.
Advertisement
"Ini kan dapat melakukan pemantauan, salah satunya lahan-lahan ganja di Aceh. Dengan teknologi Lapan, bisa mengambil langkah-langkah pencegahan, sebelum lahan itu produktif. Dengan data tersebut, kita bisa langsung ditangani pemanfaatan lahan yang digunakan untuk ganja," ucap Budi Waseso di kantornya, Jakarta, Selasa (28/6/2016).
Pria yang akrab disapa Buwas itu menjelaskan, pengawasan itu dilakukan setiap hari, yaitu menggunakan data real time. Selain itu, dengan menggunakan teknologi ini, pihaknya membantu pemerintah dalam melakukan penghematan.
"Kita lebih hemat. Biasanya kan gunakan pesawat terbang, untuk mengawasi objek. Dan itu mahal. Selain itu, ini bisa makin efektif dan semakin akurat," kata Buwas.
Mantan Kabareskrim Mabes Polri itu mengatakan, selain mengawasi lahan ganja, dengan teknologi Lapan bisa memantau peredaran narkoba yang menggunakan jalur laut.
"Bukan hanya untuk ganja saja, informasi tentang pengiriman narkoba lewat jalur laut, bisa digunakan. Dengan titik koordinatnya yang kita terima, kemudian kita koordinasikan, jadi bisa tahu. Ini semakin efektif saja," tutur Buwas.
Dia membantah, pihaknya menggunakan teknologi lantaran kesulitan memberantas narkoba. Sebab, dengan kerja sama ini justru akan semakin efektif.
"Agak lambat (penanganannya). Selain itu, kalau gunakan pesawat itu mahal. Ini saja langsung (gunakan satelit). Jadi efektif," kata Buwas.
Sementara itu, Kepala Lapan Thomas Djamaludin menegaskan mendukung kerja sama ini. "Lapan siap mendukung. Kita juga enggak mau pegawai kita ada tersangkut narkoba. Dan ini untuk edukasi ke publik, untuk melakukan pencegahan. Di mana kita akan menyuplai data pemetaan," pungkas Thomas.
**Ingin mendapatkan informasi terbaru tentang Ramadan, bisa dibaca di sini.