Liputan6.com, Jakarta - Kawasan bekas prostitusi Kalijodo di Jakarta masih berupa tanah kosong. Tampak sisa-sisa reruntuhan bangunan setelah ditertibkan beberapa waktu lalu. Lalu, jalan yang dibeton dan kali yang telah dikeruk. Satu alat berat terparkir, bedeng-bedeng pekerja kosong.
"Sudah semingguanlah, nggak ada yang kerja, paling cuma pagi, terus sepi lagi," Deden (29) warga Jalan Bidara Raya, Penjaringan, Jakarta Utara pada Liputan6.com, Selasa (28/6/2016).
Deden menuturkan, kawasan bekas lokalisasi murah meriah itu memang telah diratakan oleh pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Tetapi, geliat prostitusi tetap berlangsung, bahkan di bulan Ramadan.
Para wanita pekerja seksual (PSK) yang tak pulang kampung, tetap mencoba peruntungan di Jembatan Genit dan Taman Sari. Mereka tetap kos di sekitar Bidara Raya, Teluk Gong, dan Tambora.
"Masih beroperasi kok, tempatnya aja yang sudah nggak ada," terang Deden.
Kawasan yang sudah tak berpenghuni itu juga menjadi tempat istirahat bagi para pemulung, manusia gerobak, dan pedagang asongan.
Pembangunan trek joging, lapangan futsal, dan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) yang digadang-gadang bakal cepat terbangun itu belum terlihat.
Advertisement
Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menargetkan menyambut tahun baru 2017, pembangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Kalijodo selesai.
RTH dan RPTRA Kalijodo akan dibangun dari biaya corporate social responsibility (CSR) PT Bumi Serpong Damai (BSD) Tbk, anak perusahaan Sinarmas Land dengan perkiraan biaya Rp. 20 miliar.
"Paling lambat akhir tahun, jadi menyambut tahun baru sudah ada Taman Kalijodo," ujar Ahok di Balai Kota Jakarta, Senin 23 Mei 2016.