Liputan6.com, Jakarta - Keputusan Inggris keluar dari Uni Eropa (Britain Exit/Brexit) bakal berdampak terhadap perekonomian Eropa. Sementara bagi Indonesia, kendati banyak yang memperkirakan dampak Brexit tak cukup besar, namun hal tersebut harus tetap diwaspadai pemerintah.
Wakil Ketua Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) Arif Budimanta mengatakan, kendati beberapa pihak menyatakan negara ini aman dari dampak Brexit, namun secara moneter pemerintah harus tetap mewaspadai adanya turbulensi terkait mata uang euro dan pound sterling.
Untuk itu, Arif menyatakan ada dua strategi yang dimiliki Indonesia dalam menghadapi dampak Brexit. "Saya yakin dengan cadangan devisa dan reformasi struktural yang baik, mampu membuat kita siap menghadapi kondisi tersebut," ujar Arif kepada Liputan6.com, Selasa (28/6/2016).
Dengan strategi tersebut, Indonesia diharapkan tidak akan terdepak langsung. Sebab itu, ada efek sekunder yang harus diwaspadai.
Bank Indonesia (BI) sebelumnya memandang keluarnya Inggris dari Uni Eropa atau Brexit berdampak relatif terbatas pada perekonomian Indonesia, baik di pasar keuangan maupun kegiatan perdagangan dan investasi. Secara keseluruhan, ekonomi nasional terjaga karema memiliki ketahanan yang baik.
Advertisement
Stabilitas makro ekonomi stabil tercermin dari inflasi yang rendah, defisit transaksi berjalan terkendali, dan nilai tukar rupiah relatif stabil usai referendum Inggris.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Tirta Segara mengungkapkan, di tengah terjadinya pelemahan di pasar uang Eropa dan Asia, kurs rupiah relatif stabil.
Sementara itu, pasar saham Indonesia juga mengalami koreksi relatif terbatas, terutama dibandingkan dengan negara-negara peers, seperti India, Thailand dan Korea Selatan.
“Di pasar keuangan dalam jangka menengah, dampak Brexit melalui jalur perdagangan diyakini relatif terbatas. Pangsa ekspor Indonesia ke Inggris hanya sekitar 1,0 persen dari total ekspor Indonesia,” kata Tirta dalam keterangan resminya di Jakarta, Minggu 26 Juni.
Meski begitu, dia mengatakan, BI mencermati dampak lanjutan dari terganggunya hubungan perdagangan antara Inggris dan Eropa usai Brexit. Pasalnya, pangsa pasar ekspor Indonesia ke Eropa (di luar Inggris) mencapai 11,4 persen pada 2015. Sebagian besar ekspor Indonesia ke Eropa adalah bahan baku dan mentah.
“Sedangkan imbas pada kinerja investasi di Indonesia juga diprediksi terbatas. Dalam lima tahun terakhir, pangsa penanaman modal asing langsung dari Inggris terhadap total penanaman modal asing di Indonesia tercatat di bawah 10 persen,” terangnya.(Ekarina/Nrm)
**Ingin mendapatkan informasi terbaru tentang Ramadan, bisa dibaca di sini.
Ingin tahu dampak brexit dan tax amnesty ke Indonesia? Simak video berikut ini: