Tak Ada Kurma, Buah Segar pun Bisa untuk Buka Puasa

Buah kurma segar atau yang sekadar dikeringkan tanpa proses dimasak, mengandung enzim yang bisa membantu kerja pencernaan.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 29 Jun 2016, 06:00 WIB
Buah kurma termasuk buah yang sangat populer di bulan Ramadan.

Liputan6.com, Jakarta Kurma identik dengan menu berbuka puasa. Rasanya yang manis membuat kurma mampu menambah energi setelah berpuasa seharian. Tapi, buah kurma yang terlalu matang dan dijadikan manisan kurang sehat untuk dikonsumsi.

Pada zamannya, Nabi berbuka puasa dengan buah kurma segar, bukan yang berbentuk manisan kurma yang umum kita temui saat ini. Buah kurma segar atau yang sekadar dikeringkan tanpa proses dimasak, mengandung enzim yang bisa membantu kerja pencernaan.

"Kurma segar juga kadar gulanya masih dalam batas yang tidak memancing kerja pankreas untuk mengeluarkan insulin berlebihan yang akan mengganggu kesehatan," tulis pakar food combing, Erikar Lebang, dalam bukunya, Food Combining di Bulan Ramadan.

Sementara, kurma di pasaran yang diolah dengan cara dimaniskan sehingga gugur konsep buahnya dan memberi dampak kurang baik untuk kesehatan. "Ini akan memberi efek yang buruk bagi kesehatan serta menghilangkan mayoritas kurma bagi tubuh," tambahnya.

Erikar lebih menyarankan mengonsumsi buah-buahan lokal jika tidak bisa menemukan buah kurma segar.

"Pastikan makan kurma yang segar. Buah kurma yang segar itu agak kesat. Dan karena impor mungkin jadi mahal harganya. Maka itu, jika tidak ada kurma, buah lokal segar lainnya sangat dianjurkan," ujarnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya