Liputan6.com, Jakarta Pernah merasa kesulitan memulai tidur di tempat asing, seperti di hotel atau rumah kerabat? Tenang, Anda tak sendirian. Ada individu lainnya yang juga merasakan hal yang sama. Pun ada penjelasan ilmiah mengenai hal itu.
Menurut studi yang dimuat dalam jurnal Current Biology, hanya setengah bagian otak yang benar-benar terlelap saat Anda tidur di tempat asing selain tempat tidur Anda. Sebagian otak lainnya "berjaga-jaga" agar bisa langsung merespons keadaan.
Advertisement
Peneliti masalah tidur, Masako Tamaki dan rekan-rekannya menggunakan teknik neuroimaging lanjutan untuk melakukan studi yang dimuat dalam Popular Science ini. Dia memonitor bebrapa otak yang tengah tidur dan menemukan pola asimetris yang spesifik dari aktivitas tidur--satu hemisfer otak yang selalu bekerja (pada kebanyakan kasus, terjadi pada otak kiri)-- sementara bagian lainnya beristirahat.
Mengutip laman Popsugar, Rabu (29/6/2016), sementara bagian otak lainnya tidak terjaga, bagian otak yang terjaga sangat responsif pada stimuli dari luar dan mudah terbangun dengan bunyi-bunyian tertentu. Pada dasarnya penelitian ini membuktikan kesulitan tidur di tempat asing berkaitan dengan taktik alami bertahan hidup.
Jadi, tak perlu tergesa bangun di pagi hari saat menginap di tempat asing agar tak merasa grogi. Berilah waktu sejenak setelah bangun tidur agar otak bisa mulai menyesuaikan keadaan.
**Ingin mendapatkan informasi terbaru tentang Ramadan, bisa dibaca di sini.