Liputan6.com, New York - Wall Street kembali menguat setelah beberapa hari sebelumnya terus menerus berada di zona merah karena dampak dari keputusan Inggris keluar dari Uni Eropa. Pendorong penguatan Wall Street karena investor kembali memburu aset-aset yang memiliki harga murah.
Mengutip Reuters, Rabu (29/6/2016), Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 269,48 poin atau 1,57 persen ke level 17.409,72. Indeks S&P 500 naik 35,55 poin atau 1,78 persen ke angka 2.036,09. Nasdaq Composite menambahkan 97,42 poin atau 2,12 persen ke angka 4.691,87.
Gerak Wall Street ini seirama dengan bursa global lainnya yang menguat setelah sebelumnya sempat tertekan karena investor terkejut dengan hasil referendum Inggris. Selain itu, data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang cukup solid juga membantu penguatan DJIA dan juga S&P 500.
Baca Juga
Advertisement
Setelah hasil referendum Inggris diumumkan, tak kurang US$ 3 triliun dana keluar dari pasar modal. Sektor keuangan dan teknologi menjadi sektor yang banyak mendapat tekanan.
"Orang mulai berpikir bahwa dampak dari keluarnya Inggris ini tidak akan berdampak terlalu lama dan juga dampaknya ke AS juga tidak akan terlalu besar," jelas Presiden LibertyView Capital Management, Jersey City, Rick Meckler. "Oleh karena itu investor mulai mengoleksi lagi," lanjutnya.
Namun memang, volatilitas di pasar saham masih akan cukup tinggi sampai beberapa pekan ke depan sampai melihat bagaimana Inggris akan mengatasi berbagai masalah setelah keluar dari Uni Eropa. Beberapa analis melihat akan terjadi perlambatan pertumbuhan ekonomi.
Di AS sendiri, data ekonomi yang keluar pada Selasa menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi AS mengalami perlambatan pada kuartal I tetapi tidak setajam yang diperkirakan sebelumnya. Kepercayaan konsumen kembali meningkat ke level tertinggi dalam delapan bulan terakhir.
**Ingin mendapatkan informasi terbaru tentang Ramadan, bisa dibaca di sini.