Presiden Turki: Bom Saat Ramadan, Teroris Tak Menghargai Iman

Atas terjadinya serangan yang terjadi pada malam Ramadan itu, Presiden Turki anggap terorisme tak memandang iman.

oleh Citra Dewi diperbarui 29 Jun 2016, 07:47 WIB
Situasi pengamanan pascateror di Bandara Ataturk di Istanbul, Turki (REUTERS/Osman Orsal)

Liputan6.com, Istanbul - Kota Istanbul kembali diguncang bom. Ledakan pada Selasa, 28 Juni 2016, sekitar pukul 22.00 waktu setempat terjadi di Bandara Internasional Ataturk yang merupakan bandar udara ke-11 paling sibuk di dunia.

Hingga berita ini diturunkan, sedikitnya 36 orang tewas dan 147 lainnya terluka. Demikian menurut keterangan Perdana Menteri Turki, Binali Yildirim, seperti dikutip dari CNN, Rabu (29/6/2016).

Menurut keterangan Pemerintah Istanbul, Vasip Sahin, 3 orang pelaku bom bunuh diri ikut tewas dalam serangan tersebut. Total, 49 ambulans dikirim ke tempat kejadian.

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengutuk serangan yang terjadi pada bulan suci Ramadan tersebut.

"Serangan itu menunjukkan bahwa terorisme tak menghargai iman dan nilai-nilai," ujar Presiden Erdogan.

Erdogan telah meminta masyarakat internasional untuk mengambil sikap tegas terhadap terorisme. Seperti dilansir dari The Australian, ia juga berjanji agar terus berjuang menjaga Turki dari kelompok teror.

"Turki memiliki kekuatan, tekad, dan kemampuan untuk terus melanjutkan perlawanan terhadap terorisme hingga akhir," imbuhnya.

Menurut kabar terbaru, PM Turki menyebut bahwa serangan itu menunjukkan keterkaitan dengan ISIS.

Akibat ledakan tersebut, seluruh penerbangan di Bandara Internasional Ataturk, Istanbul, akan diberhentikan sementara.

**Ingin mendapatkan informasi terbaru tentang Ramadan, bisa dibaca di sini.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya