Liputan6.com, Istanbul - Jumlah korban tewas dalam ledakan bom Turki di Bandara Ataturk di Istanbul terus bertambah. Pihak berwenang menyatakan saat ini setidaknya 36 orang meninggal dunia akibat insiden tersebut.
Pelaku ledakan bom Istanbul diduga kuat adalah kelompok ISIS.
Advertisement
"Tanda-tanda menunjuk ke Daesh --sebutan lain untuk ISIS-- tetapi penyelidikan lebih lanjut sedang dilakukan," kata Perdana Menteri (PM) Turki, Binali Yildirim seperti dikutip dari CNN, Rabu (29/6/2016).
Menteri Kehakiman Turki, Bekir Bozdag mengatakan sejauh ini jumlah korban cedera mencapai 147 orang.
"Tiga orang pengebom juga tewas," kata Gubernur Istanbul Vasip Sahin.
Sebanyak 49 ambulans dikirim ke lokasi ledakan bom di Turki itu. Sejauh ini belum ada yang mengaku bertanggung jawab atas insiden tersebut.
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan menyerukan dunia untuk internasional bersatu melawan terorisme.
"Jangan melakukan kesalahan. Bagi kelompok teroris, tidak ada perbedaan antara Istanbul dan London; Ankara dan Berlin; Izmir dan Chicago; atau Antalya dan Roma. Semua pemerintah dan seluruh umat manusia diimbau bergabung untuk berperang melawan terorisme. Hal yang jauh lebih buruk seperti yang kita takutkan hari ini akan menjadi kenyataan (jika tak bersatu)," tutur Erdogan.
Menurut keterangan jurnalis CNN, Joe Duran saat ini polisi tidak membiarkan siapa pun mendekati Bandara Ataturk.
Serangan teror terjadi di malam musim panas yang hangat di bandara ke-11 tersibuk di muka Bumi -- dalam hal lalu lintas penumpang, pada Selasa 28 Juni 2016 malam waktu setempat.
Ataturk adalah bandara modern dan indah. Ada sejumlah butik dan gerai dari Amerika Serikat dan Eropa di dalamnya. Semua orang -- dengan berbagai warna kulit, penampilan, dan asal usul bisa ditemui di sana.
Seperti halnya Istanbul yang kosmopolitan, orang-orang dari penjuru dunia bertemu di Bandara Atarturk.
**Ingin mendapatkan informasi terbaru tentang Ramadan, bisa dibaca di sini.