Liputan6.com, Jakarta Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, John Kerry angkat bicara terkait insiden bom bunuh diri yang terjadi di Turki pada Selasa 28 Juni 2016. Menurutnya, meski belum ada pernyataan resmi, pelaku aksi ini diduga kuat adalah kelompok teroris ISIS.
Dia mengatakan, dari pandangannya, fakta bahwa ISIS menargetkan serangan ke sebuah bandara menunjukkan lemahnya kelompok tersebut.
Advertisement
"Sudah sekitar satu tahun sejak ISIS meluncurkan serangan militer skala besar. Ini disebabkan koalisi kita selalu bergerak tanpa henti," sebut Kerry seperti dikutip dari CBS News, Rabu (30/6/2016).
"Sekarang kalian memang bisa meledakkan bandar udara, dan kalian bisa meledakkan diri di sana. dan perlu kalian ketahui jika kalian putus asa dan mengetahui akan kalah maka kalian akan membunuh diri kalian sendiri, sudah jelas itu adalah sesuatu yang berbahaya," kata Kerry, yang ditujukan pada pihak ISIS.
Dijelaskan mantan Calon Presiden Partai Demokrat ini, sekarang negaranya tidak bisa berkomentar lebih jauh mengenai aksi mengerikan di Turki. Namun, bukan berarti Negeri Paman Sam tinggal diam.
"Kami masih mengumpulkan informasi dan mencoba memastikan apa yang terjadi dan siapa yang sebenarnya yang melakukan ini," sebut Kerry.
"Saat ini saya tak bisa banyak bicara, tetapi tantangan utama kami ialah kami harus melawan pelaku tindakan terorisme yang tak punya negara," pungkas dia.
Pada Selasa 28 Juni 2016 malam, di tengah Bulan Suci Ramadan, aksi teror terjadi di Bandara Ataturk di Istanbul, Turki.
Jumlah korban jiwa terus bertambah. Data teranyar CNN, yang diperoleh dari Perdana Menteri Turki menyebut, 36 orang meninggal dunia dan 147 lainnya terluka.
**Ingin mendapatkan informasi terbaru tentang Ramadan, bisa dibaca di sini.