Hati-Hati, Gunung Bromo Menggeliat

Erupsi kecil Gunung Bromo justru akan menjadi wisata yang menarik untuk masyarakat memahami gunung api.

oleh Liputan6 diperbarui 29 Jun 2016, 23:15 WIB
Seorang warga setempat duduk di bangku kayu sambil melihat Gunung Bromo yang sedang erupsi di Ngadisari, Probolinggo, Jawa Timur, Selasa (5/1/2016). (REUTERS/Darren Whiteside)

Liputan6.com, Probolinggo - Aktivitas Gunung Bromo, Jawa Timur, yang memiliki ketinggian 2.329 meter dari permukaan laut kembali meningkat dalam beberapa waktu yang lalu. Aktivitas Bromo sebenarnya sudah meningkat sejak 11 Juni 2016.

"Namun peningkatannya cukup signifikan, terutama gempa tremor selama dua hari terakhir ini," kata Kepala Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Bromo Ahmad Subhan di Pos Pengamatan Gunung Api Bromo di Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, dikutip Antara, Rabu (29/6/2016).

Aktivitas Gunung Bromo pada 29 Juni 2016 pukul 08.00 WIB tercatat secara visual cuaca cerah, mendung, angin tenang, suhu 12-19 derajat Celsius, kemudian hujan gerimis. Gunung Bromo terlihat jelas hingga berkabut.

Asap kawah teramati putih kelabu kecokelatan sedang hingga tebal, tekanan lemah hingga sedang, tinggi asap berkisar 200-1.000 meter dari puncak Gunung Bromo yang mengarah ke barat-selatan. Sedangkan suara gemuruh terdengar lemah hingga kuat dan hujan abu vulkanis tipis turun di Desa Ngadisari.

Secara seismik tercatat gempa tremor dengan amplitudo maksimum 0,5-24 milimeter, tapi dominan 3 milimeter dan status Gunung Bromo tetap waspada.

"Aktivitas gempa tremor biasanya beramplitudo 2 milimeter. Namun pada 28 Juni 2016 tercatat gempa tremor amplitudo dominan menjadi 4 milimeter dan hari ini menurun 3 milimeter," kata Achmad.

Sesuai dengan rekomendasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), masyarakat dan wisatawan dilarang memasuki kawasan dalam radius 1 kilometer dari kawah aktif seiring dengan status waspada tersebut.

"Wisatawan yang berkunjung ke kawah Bromo tetap diperbolehkan, namun batas aman, yakni radius 1 kilometer dari kawah aktif. Kalau mereka mematuhi rekomendasi itu, tetap bisa berwisata dengan aman," ujarnya.

Subhan mengatakan, pantauan di lapangan masih banyak wisatawan yang nekat naik ke kawah Gunung Bromo dan mereka berada kurang dari radius 1 kilometer, sehingga membahayakan.

"Risiko yang paling ringan yang akan dirasakan pengunjung, yakni sesak napas karena asap belerang yang keluar dari kawah tersebut dan risiko yang berat, yakni lontaran material batu pijar dari kawah yang bisa terlempar ke luar," tutur dia.

Sementara Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam siaran persnya menyampaikan, aktivitas vulkanis Gunung Bromo masih cukup tinggi dan asap tebal putih kelabu kecokelatan keluar dari kawah Gunung Bromo dan seringkali asap itu disertai abu vulkanis tipis sesuai arah angin.

"Situasi itu diperkirakan akan berlangsung lama, namun pariwisata Bromo tetap aman untuk masyarakat umum dan kondisi aman untuk wisatawan kecuali di dalam radius 1 kilometer dari puncak kawah," katanya.

Ia menjelaskan, masyarakat tidak perlu takut atau khawatir dengan kondisi aktivitas vulkanis Gunung Bromo, justru adanya erupsi kecil akan menjadi wisata yang menarik untuk masyarakat memahami gunung api.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya