Liputan6.com, Jakarta Dalam jurnal Nature Communications, peneliti melaporkan bagaimana mereka memelihara monyet di Wisconsin National Primate Research Center sebagai model untuk meneliti kemajuan infeksi virus Zika pada manusia.
Pemimpin studi David O'Connor, seorang profesor patologi di University of Wisconsin-Madison, mengatakan, jika Anda tidak hamil dan tidak berisiko hamil, Anda mungkin tidak perlu khawatir tentang Zika. Tapi kekhawatiran virus Zika pada kehamilan jauh lebih tinggi.
Virus Zika menyebar ke manusia melalui gigitan nyamuk Aedes yang terinfeksi--spesies yang sama yang menyebarkan demam berdarah dan chikungunya. Virus ini juga dapat ditularkan melalui kontak seksual, dan wanita hamil dapat menularkannya ke janinnya.
Pada banyak orang, virus Zika tidak menimbulkan gejala, sementara yang lain mungkin menderita penyakit ringan selama beberapa hari, seperti peningkatan suhu, ruam, nyeri sendi, atau konjungtivitis (gatal atau sakit mata).
Baca Juga
Advertisement
Hanya sedikit orang yang terinfeksi dengan Zika perlu pergi ke rumah sakit, dan sangat jarang yang meninggal. Untuk alasan ini, banyak orang mungkin tidak menyadari bahwa mereka telah terinfeksi.
Namun, jika seorang wanita terinfeksi Zika saat dia hamil, ada kemungkinan bayinya akan lahir dengan cacat parah, termasuk mikrosefali, suatu kondisi dimana bayi lahir dengan kepala lebih kecil dari normal dan sering memiliki otak yang lebih kecil yang mungkin tidak berkembang dengan baik.
Para peneliti menemukan, setelah terinfeksi Zika, monyet non-hamil ditemukan bebas dari virus dalam waktu 10 hari. Namun, cerita itu sangat berbeda pada monyet hamil. Setelah mereka terinfeksi Zika, virus bertahan selama 30-70 hari.
Satu penjelasan mengapa Zika bisa berlama-lama di monyet hamil adalah bahwa sistem kekebalan tubuh mereka tidak sekuat biasanya dan dibutuhkan waktu lebih lama untuk menghilangkan virus. Tapi, penjelasan yang lebih provokatif lain adalah bahwa virus tinggal lama pada monyet hamil karena menginfeksi janin, dan apa yang peneliti lihat adalah virus dari janin kembali ke darah ibu.
"Hal ini menunjukkan bahwa ada infeksi berkepanjangan janin yang berlangsung lebih lama. Jika seorang wanita hamil datang ke klinik dengan virus Zika, tapi seminggu kemudian menunjukkan akibat dari infeksi maka menjadi indikasi yang baik bahwa janin tidak mungkin akan terpengaruh," kata O'Connor.
**Ingin mendapatkan informasi terbaru tentang Ramadan, bisa dibaca di sini.