Beda Nasib Mbok Minah dan Koruptor

Tebang pilih masih mewarnai penegakan hukum di Tanah Air. Terbukti, mereka yang lemah secara ekonomi dan status sosial begitu mudahnya diseret ke meja hijau.

oleh Liputan6 diperbarui 12 Des 2009, 19:48 WIB
Liputan6.com, Jakarta: Kasus Mbok Minah, perempuan paruh baya asal Banyumas, Jawa Tengah, yang kedapatan mengambil tiga buah kakao dari sebuah perkebunan, membuat banyak pihak terkejut. Apalagi kemudian dia dijatuhi vonis satu bulan hanya karena mengambil buah yang terjatuh senilai Rp 6.000.

Tak kalah membuat miris adalah kasus Manisih bersama dua anaknya di Batang, Jateng. Mereka dibui karena dituduh mencuri buah randu atau kapuk senilai Rp 12 ribu. Contoh lain di Kediri, Jawa Timur. Buruh tani bernama Basar dan Khalil juga harus merasakan dinginnya sel tahanan karena kedapatan mencuri semangka di lahan milik tetangganya.

Kasus-kasus tersebut seolah menjadi cermin betapa penegakan hukum di Tanah Air masih tebang pilih. Ketika koruptor yang merampok uang rakyat masih bebas berkeliaran, mereka yang lemah secara ekonomi dan status sosial begitu mudahnya diseret ke meja hijau. Kondisi ini turut membuat sejumlah wakil rakyat dari kalangan artis buka suara.

Ruhut Sitompul, artis dan politisi dari Partai Demokrat mengatakan, masih banyak kasus korupsi yang belum dituntaskan. "Sementara semut di seberang lautan dia [aparat penegak hukum] melihatnya," ujar anggota Komisi III DPR ini. Karena itu, ke depan diharapkan aparat penegak hukum bisa lebih adil dalam menjerat pelaku kriminal dan menjatuhkan hukuman.(ADO/YUS)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya