Liputan6.com, Istanbul - Seorang pelaku bom Turki diduga sengaja meledakkan dirinya di luar terminal Bandara Internasional Ataturk, Istanbul, untuk membuat keributan sehingga dua bomber lainnya dapat masuk ke gedung bandara.
Peristiwa di salah satu bandara internasional tersibuk itu terjadi pada Selasa malam, 28 Juni 2016. Hingga saat ini jumlah korban meninggal mencapai 42 orang dan 200 lebih lainnya mengalami luka-luka.
Perdana Menteri Turki, Binali Yildrim, memberikan keterangan tentang dugaan strategi yang dilakukan oleh pelaku ledakan bom Turki.
Baca Juga
Advertisement
"Ketika teroris tak dapat melewati sistem keamanan, yakni scanner, polisi, dan kontrol keamanan, mereka kembali dan mengambil senjata mereka dari koper dan melepaskan tembakan secara acak saat dilakukan pemeriksaan keamanan," tutur PM Yildrim.
"Salah satu dari mereka meledakkan diri di luar dan dua lainnya memanfaatkan kepanikan saat dilepaskan tembakan, lalu mereka masuk ke dalam dan meledakkan dirinya," imbuhnya.
Rekaman CCTV memperlihatkan salah satu terduga pelaku bom bunuh diri berjalan dengan tenang menuju terminal sebelum memulai serangannya.
Dikutip dari Daily Mail, Kamis (30/6/2016), dalam sebuah foto ia tampak mengenakan jaket tebal berwarna hitam dan berjalan di dekat pilot yang tampak tak menaruh rasa curiga.
Sementara itu rekaman CCTV lainnya memperlihatkan laki-laki berpakaian serba hitam menembaki orang ketika ia mulai masuk ke dalam gedung, demikian laporan Hurriyet.
Walaupun hingga kini belum ada klaim langsung dari ISIS atas serangan di Turki tersebut, namun banyak pihak termasuk Pemerintah Turki menuding kelompok radikal itu.
Korban meninggal akibat serangan itu kebanyakan merupakan warga Turki, termasuk petugas bea cukai yang dianggap sebagai pahlawan karena berusaha menghentikan bomber dan seorang pria yang akan melangsungkan pernikahannya setelah ia berusaha membantu para korban luka.
**Ingin mendapatkan informasi terbaru tentang Ramadan, bisa dibaca di sini.