Liputan6.com, Istanbul - Menteri Kesehatan Turki, Recep Akdag, mengatakan saat ini korban cedera akibat ledakan bom Turki yang masih dirawat di rumah sakit ada 128 orang, sebelumnya disebutkan 239. Termasuk warga negara Arab Saudi, Afghanistan, Pakistan, Uzbekistan, Ukraina dan Swiss.
Media Turki memberitakan sebanyak 42 orang tewas dan seorang pekerja kafe sekarat pada akhir Rabu. Tiga belas dari mereka yang meninggal adalah warga negara asing atau berkewarganegaraan ganda.
Advertisement
Perdana Menteri Inggris David Cameron mengatakan tidak ada laporan yang menyebut korban dari Inggris meski Kementerian Luar Negeri telah melakukan kontak dengan pihak berwenang Turki.
Dilansir dari BBC, Kamis (30/6/2016), sejauh ini sudah diidentifikasi beberapa kewarganegaraan korban tewas dalam ledakan bom Turki tersebut. Kemungkinan di antaranya termasuk yang memiliki kewarganegaraan ganda.
Menurut data pihak berwenang, 24 dari Turki, 5 Saudi, 2 Irak, 1 Tiongkok, 1 Yordania, 1 Tunisia, 1 Uzbek, 1 Iran, 1 Ukraina.
Duta Palestina untuk Turki mengatakan seorang wanita Palestina tewas. Sedangkan sisanya masih dalam proses identifikasi.
Sementara penerbangan telah kembali beroperasi pada Rabu, 30 Juni 2016 pagi, meskipun masih banyak terjadi pembatalan dan penundaan.
Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi memastikan di antaranya tidak ada warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban dalam peristiwa tersebut.
"Tidak ada WNI jadi korban. Saya juga lakukan komunikasi dengan Ketua PPI kita, tidak diperoleh info korban WNI," kata Retno, di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu, 29 Juni 2016.
Pelaku ledakan bom Istanbul diduga kuat adalah kelompok ISIS.
"Tanda-tanda menunjuk ke Daesh, sebutan lain untuk ISIS, tetapi penyelidikan lebih lanjut sedang dilakukan," kata Perdana Menteri (PM) Turki, Binali Yildirim seperti dikutip dari CNN.
**Ingin mendapatkan informasi terbaru tentang Ramadan, bisa dibaca di sini.