Liputan6.com, Gresik - Nama Patrick Da Silva, belakangan menjadi buah bibir untuk publik Gresik. Bukan tanpa alasan, pemain Brasil ini seperti menularkan tarian khas Samba bersama Persegres Gresik United di Torabika Soccer Championship presented by IM3 Ooredoo 2016.
Baca Juga
- Mourinho Turun Tangan Kembalikan Pogba ke MU
- Nasi, Menu Buka Puasa Striker Real Madrid
- Surat Mengharukan Bu Guru untuk Messi
Advertisement
Nama Patrick semakin memperpanjang cerita kesuksesan striker asal Negeri Samba di Indonesia. Bukan tanpa alasan, sampai saat ini, pemain bernama lengkap Patrick Roberto Daniel Da Silva ini menjadi top skorer sementara Persegres Gresik United dengan tiga golnya.
Terlebih, tiga golnya itu datang pada saat yang tepat. Pertama, dua golnya untuk Laskar Joko Samudro berhasil memberi kekalahan perdana kepada Sriwijaya FC di TSC (12/6).
Kedua, saat dia berhasil menjebol gawang I Made Wirawan pada menit ke-29 sekaligus membuat Persegres mengandaskan Persib Bandung di Stadion Tridarma pekan kedelapan.
Tentu, catatan impresif pemain didikan Sao Paolo ini jadi senjata menakutkan Persegres untuk para calon lawannya.
Perjalanan Karier
Perjalanan Karier
Pemain berusia 27 tahun ini merupakan didikan asli Sao Paolo. Dia memang sudah cukup lafal dengan permainan sepak bola Asia Tenggara. Beberapa liga di ASEAN pernah dia singgahi, seperti Vietnam, Brunei Darussalam, dan bahkan Australia.
Bakat pemain bernomor punggung 99 ini memang sudah tercium sejak memperkuat klub profesional pertamanya, Esporte Clube Vitoria pada 2003 lalu. Kala itu, Patrick yang masih berusia 14 tahun berhasil tampil memukau.
Hal ini terbukti, dalam 30 pertandingan, Patrick sukses mengemas 17 gol untuk klub Serie-A Brasil tersebut. Hal itu memicu minat dari beberapa klub Samba lainnya, seperti Altamira, Mogi Mirim, hingga raksasa Brasil, Nacional.
Bersama Nacional, Patrick sukses mengemas 12 gol dari hanya 23 pertandingan di Brasil. Performa impresifnya membuat klub Australia, Sydey FC kepincut mendaratkannya pada 2007.
Akan tetapi, kariernya bersama klub A-League itu tak begitu cemerlang. Adaptasinya cukup buruk lantaran hanya menelurkan dua biji gol saja. Semusim setelahnya, Patrick kembali ke Brasil dan bermain untuk America de Natal, dan Ituano pada musim berikutnya.
Klub perdananya di Asia Tenggara, yakni DPMM pada 2012-13. Hasilnya lumayan bagus, dia berhasil menorehkan enam gol dalam hanya 10 pertandingan. Klub Vietnam, Thanh Hoa tak mau ketinggalan mencicipi jasanya pada musim 2015-16.
Lagi-lagi, ketajamannya diperlihatkan. Bersama klub Super League Vietnam tersebut, Patrick berhasil mempersembahkan delapan gol dalam 18 pertandingannya sebelum mencoba petualangan di Indonesia.
Advertisement
Sempat Disia-siakan Persija
Sempat Disia-siakan Persija
Mendarat di Tanah Air, Patrick sebenarnya punya peluang besar gabung Persija. Bukan tanpa alasan, baru pertama kali diturunkan melawan PON DIY, dia sukses mencatatkan gol perdananya di Indonesia.
Nasib Patrick sempat ditarik-ulur oleh Macan Kemayoran setelahnya. Sempat diberikan waktu hingga Trofeo Persija, nama Patrick akhirnya dicoret oleh Paulo Camargo karena dianggap tak memenuhi ekspetasi.
Usai disia-siakan Persija, pada 18 Mei 2016 lalu, Persegres Gresik United akhirnya meresmikan Patrick sebagai pemainnya. Tentu, penyerang berusia 27 tahun tersebut tak mau menyia-nyiakan kesempatan berharga ini.
Hasilnya, Patrick berhasil membuktikan bahwa keputusan Camargo salah. Ya, dia sukses mencetak tiga gol untuk anak asuh Liestiadi ini. Bahkan, striker pilihan Camargo, Jose Adolfo Guerra, baru mengemas satu gol sejauh ini.
Tentu, publik Gresik masih menantikan tarian Samba yang bakal ditularkan oleh Patrick selanjutnya. Apalagi, sang penyerang pernah berjanji membidik gelar top skorer di Indonesia.
**Ingin mendapatkan informasi terbaru tentang Ramadan, bisa dibaca di sini.
(Indra Eka Setiawan)