Liputan6.com, Jakarta Nama gadis itu adalah Aletta (Michelle Ziudith). Berparas manis, tapi punya jiwa senekat bonek. Lihat saja, ia dengan mudahnya memutuskan pergi dari rumah karena tak ingin dijodohkan oleh ibu dan neneknya. Atau bagaimana Aletta mempertaruhkan nyawanya dengan terjun ke laut demi menarik perhatian seorang lelaki.
Namun, lelaki bernama Arga (Rizky Nazar) yang pertama ia jumpai di atas pesawat, memang bukan lelaki biasa untuk Aletta. Pemuda yang bekerja sebagai produser Geography Channel itu, berhasil mencuri hatinya. Tak heran, Aletta lantas ikut Arga ke hutan, sebagai host untuk syuting acara yang ia buat.
Baca Juga
Advertisement
Jelas saja mereka tak hanya berdua. Ada Jonah (Tanta Ginting), penanggung jawab yang sejak awal menaruh rasa tak suka pada Aletta. Sebaliknya sahabat Arga, Rimba (Derby Romero), malah naksir Aletta. Untung ada Bugy (Ricky Cuaca) yang klop dengan dirinya.
Perjalanan ke pelosok Indonesia itu memang membuat Aletta bahagia. Namun yang belum ia tahu, hidupnya akan segera berubah setelah ia kembali ke Jakarta.
ILY from 38.000 FT, menandai kembalinya 'dream team’ dari rumah produksi Screenplay Films. Sejumlah nama yang muncul dalam film Magic Hour dan London Love Story—dua film Screeplay yang sebelumya sukses menyedot penonton dalam jumlah besar—kembali hadir dalam film ini.
Dari jajaran pemain, ada Rizky Nazar dan Michelle Ziudith, sementara Asep Kusdinar kembali duduk di bangku sutradara. Karena itu, tak heran bila terasa satu ciri khas yang kembali muncul dalam film ini.
Yang paling kentara, yakni dialog-dialog yang meluncur sepanjang film ini yang ditulis oleh penulis skenario Tisa TS. Bila Anda adalah penonton remaja, atau setidaknya mendamba cerita manis dengan dialog berbunga seperti dalam Magic Hour dan London Love Story, ILY from 38.000 FT mungkin juga akan meracuni Anda. Apalagi, kalimat romantis itu keluar dari mulut dua idola remaja masa kini, Michelle Ziudith dan Rizky Nazar yang tak kesulitan menjalin chemistry dalam film ini.
Selain Michelle Ziudith dan Rizky Nazar, para pemain lain—terutama dalam kelompok National Geographic—diberi porsi yang cukup pas untuk memperkaya cerita. Ricky Cuaca sebagai pemancing tawa dan Tanta Ginting sebagai pemantik konflik. Sementara karakter yang dimainkan Derby Romero, bila dieksplorasi lebih dalam, sebenarnya berpotensi memberi nuansa yang lebih berwarna tentang tema cinta versus persahabatan dalam film ini.
ILY from 38.000 FT terlihat memberi perhatian ekstra soal estetika. Tak heran, sinematografi terlihat sebagai departemen yang digarap paling serius. Film ini mengambil gambar setting pemandangan sejumlah tempat di Tanah Air yang indah. Palet warna dan pengambilan gambar aerial yang cukup banyak muncul dalam film ini, menjadi pemanis mata tersendiri.
Ada pun plot film berdurasi 100 menit ini, rasanya memang dimaksudkan untuk mempermainkan hati penggemar cerita drama romantis. Hati para penggemar, akan diayun-ayun antara titik tertinggi dengan titik nadir. Karena itu, keluar dari gedung bioskop, silahkan bermimpi untuk mendapatkan cerita cinta seperti dalam film ini. Mungkin, Anda dapat menemukannya di ketinggian 38 ribu kaki. Selain tertawa, siapkan tisu ya, siapa tahu Anda tak tahan menahan haru dan jatuhlah air mata.
Simak juga video soal Derby Romero yang keceplosan bongkar 3 rahasia Rizky Nazar: