Liputan6.com, Jakarta - Pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung saat ini masih terbatas di sekitar Walini. Terbatasnya pembangunan ini karena belum kunjung cair pendanaan dari para pemodal, salah satunya dari China Development Bank (CDB).
Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Hanggoro Budi Wiryawan mengungkapkan belum cairnya pendanaan tersebut karena pihaknya belum mendapatkan izin pembangunan untuk seluruh proyek yang mencapai 142,3 km dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
"Ini baru disepakati CDB kurang lebih 1 sampai 2 minggu lalu dan (pencairan) membutuhkan pembahasan karena mendapatkan approval, banyak yang dievaluasi contohnya hasil feasibility study itu independen appraisal dari Indonesia," kata Hanggoro di Jakarta seperti ditulis, Jumat (1/7/2016).
Baca Juga
Advertisement
Tak hanya itu model keuangan yang akan dilakukan dengan CDB juga tengah dalam finalisasi. Hanggoro mengaku dirinya akan terus berkomunikasi dengan CDB demi pencairan pendanaan pembangunan. CDB sendiri akan mendanai 75 persen dari total investasi proyek yang mencapai US$ 5,1 miliar.
Persyaratan pencairan yang membutuhkan beberapa kepastian tersebut Hanggoro menuturkan adalah hal wajar. Apalagi proyek kereta cepat merupakan kerja sama secara internasional secara business to business (b to b).
"Kami harapkan dalam satu dua bulan bisa kami lebih longgarlah sekarang ini perjuangan di dalam negeri bersama CDB jadi memang masih berat dan harus maju tak gentar," tegas Hanggoro.
Sambil menunggu pencairan dari CDB, Hanggoro juga berharap pencairan modal dari empat BUMN yang menjadi anggota konsorsiumnya seperti PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT Perkebunan Nusantara VIII, PT Jasamarga (Persero) Tbk, dan PT Kereta Api Indonesia (Persero).
"Empat BUMN ini deadline Agustus 2016, kalau keempatnya masuk, maka dari CDB juga akan mudah untuk masuk lebih cepat," tutur dia. (Yas/Ahm)
**Ingin mendapatkan informasi terbaru tentang Ramadan, bisa dibaca di sini.
Ingin beli rumah bekas? Yuk simak video berikut ini: