Liputan6.com, Jakarta - Pada awal kepemimpinannya sebagai Kapolri definitif, Jenderal Polisi Badrodin Haiti dihadapkan dengan perseteruan antarlembaga penegak hukum. Saat itu, kembali terjadi gesekan antara Polri dan KPK yang disebabkan oleh penetapan status tersangka terhadap calon tunggal Kapolri, Komjen Budi Gunawan.
Seiring berjalannya waktu, konflik tersebut akhirnya terselesaikan dengan baik. Entah apa yang Badrodin perintahkan kepada seluruh jajarannya. Yang pasti, konflik tersebut akhirnya berujung damai sampai saat ini.
Badrodin mengaku selesainya konflik tersebut tak lepas dari kepercayaan seluruh anggota Polri terhadap gaya kepemimpinannya.
"Alhasil, semua solid di internal dan aktivitas berjalan seperti biasa dan tidak terganggu," kata Badrodin usai perayaan HUT ke-70 Bhayangkara di Lapangan Bhayangkara, Jakarta, Jumat (1/7/2016).
Namun, tugas berat Kapolri tak selesai sampai di situ. Sebagai Kapolri, dia diwajibkan mengawal pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak untuk pertama kalinya pada 2015. Meski gaungnya tidak begitu terasa, pilkada serentak 2015 berjalan aman dan lancar.
Pada Idul Fitri 2015, Badrodin dan jajarannya dihadapkan dengan persoalan konflik sosial. Yaitu kerusuhan di Tolikara, Papua. Kemudian tak lama berselang, konflik juga terjadi di Aceh Singkil, Aceh. Tetapi, Badrodin bersyukur kedua konflik tersebut tak berlangsung lama dan mampu diselesaikan dengan baik.
Jenderal bintang empat lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) 1982 ini berharap, masyarakat tetap mempercayai Polri yang tugas pokok dan fungsinya melayani masyarakat.
"Tentu masyarakat juga bisa merasakan keamanan dan ketenangan. Nah, itu kan dirasakan masyarakat," ucap Badrodin.
Advertisement
**Ingin mendapatkan informasi terbaru tentang Ramadan, bisa dibaca di sini.
Baca Juga