Ini Puisi Gus Mus yang Mengharukan untuk Mendiang Istrinya

Di akun facebooknya, Gus Mus mengunggah puisi berjudul Aku Melihatmu untuk mendiang istrinya.

oleh Ahmad Apriyono diperbarui 01 Jul 2016, 16:31 WIB
Gus Mus salah satu ulama besar panutan umat. Kata-kata bijaknya menyentuh hati. Jumatmu jadi makin sejuk, deh.

Liputan6.com, Jakarta Achmad Mustofa Bisri atau yang lebih akrab disapa Gus Mus merupakan sosok pemikir yang serba bisa. Produktif menulis novel, kiai bersahaja ini juga dikenal gemar menulis puisi. Karya-karya puisinya tak jarang bernada gugatan dan kritik sosial.

Besar dalam kehidupan pesantren, Gus Mus tahu betul tentang watak Islam Indonesia, berbagai esai-esainya yang lugas banyak meyakinkan pembaca, bahwa keragaman Indonesia bukanlah suatu penghalang, melainkan suatu rahmat yang perlu disyukuri.

Gus Mus memiliki tujuh orang anak dari pernikahannya dengan Siti Fahmah, yang enam di antaranya adalah perempuan. Dari ketujuh anaknya, Gus Mus memiliki empat orang cucu.

Dua buku karya terbaru Gus Mus yang terbit bulan ini adalah Muhammad Sang Pemimpin dan Agama Anugerah Agama Manusia, sementara Aku Manusia merupakan kumpulan puisi terbarunya yang berisi pergumulan pengalaman batin sang penyair sebagai manusia.

Saat sang istri, Siti Fatimah berpulang, Gus Mus menulis puisi yang sangat mengharukan. Puisi berjudul Aku Melihatmu diunggah di akun Facebooknya dan mendapat ribuan likes. Tak hanya itu, Gus Mus juga membuat catatan yang menyentuh banyak orang. Gus Mus menulis, “Kurang lebih 16.200 hari hidup bersama dan hampir tak pernah berpisah… Tapi bagaimana lagi, yang memanggil dan mengambilnya adalah Pemiliknya sendiri. Pastilah Dia jauh lebih menyayanginya.”

Berikut puisi Aku Melihatmu karya Gus Mus yang diperuntukan bagi mendiang sang Istri, Siti Fatimah:

aku melihatmu
tersenyum bersama embun pagi
aku melihatmu
bernyanyi bersama burung-burung
aku melihatmu
bergerak bersama mentari bersama angin dan mega-mega
aku melihatmu
terbang bersama sekumpulan burung gereja
aku melihatmu
berenang bersama ikan-ikan dan lumba-lumba

aku melihatmu
meratap bersama mereka yang kelaparan
aku melihatmu
merintih bersama mereka yang kehausan
aku melihatmu
mengaduh bersama mereka yang kesakitan

aku melihatmu
berdendang bersama ibu yang meninabobokkan anaknya
aku melihatmu
melangkah bersama hamba yang berjuang menggapai citanya

aku melihatmu dalam gelap
aku melihatmu dalam terang
aku melihatmu dalam ramai
aku melihatmu dalam senyap

aku melihatmu
kau melihatku.

 

**Ingin mendapatkan informasi terbaru tentang Ramadan, bisa dibaca di sini.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya