Liputan6.com, Bordeaux - Jerman tampil perkasa saat melawan Italia dalam laga uji coba di Allianz-Arena, Muenchen, 30 Maret 2016. Saat itu, Jerman menang dengan skor telak 4-1. Keempat gol Tim Panser dicetak Toni Kroos, Mario Gotze, Jonas Hector, dan Mesut Ozil. Sementara gol balasan Italia dicetak Stephan El Shaaraway.
Baca Juga
- MU Resmi Rekrut Ibrahimovic
- Wales Tendang Belgia
- Messi Pensiun, Tevez Salahkan Federasi Sepak Bola Argentina
Advertisement
Tetapi, Jerman tidak boleh berbangga dengan hasil pertandingan persahabatan itu. Sebab, sejarah mencatat Jerman selalu kalah jika menghadapi Italia di turnamen besar. Di semifinal Piala Dunia 2006, Jerman yang bertindak sebagai tuan rumah kalah 0-2 dari Italia lewat babak perpanjangan waktu. Dua gol Italia dicetak Fabio Groso dan Alessandro del Piero.
Enam tahun kemudian, Jerman kembali bertemu Italia. Kali ini, kedua tim bentrok di semifinal Piala Eropa 2012. Dan lagi-lagi Jerman harus mengakui keunggulan Italia. Dua gol Mario Balotelli ke gawang Manuel Neuer membuat Jerman tersingkir karena kalah 2-1.
Minggu dinihari WIB (3/7/2016), Jerman lagi-lagi akan menantang Italia. Kedua tim bakal memperebutkan satu jatah tiket semifinal Piala Eropa 2016 di Stade Matmut-Atlantique, Bordeaux, Prancis. Jerman melaju ke perempat final setelah menang 3-0 atas Slovakia. Sedangkan Italia menyingkirkan juara bertahan Spanyol dengan skor 2-0.
Komposisi pemain kedua tim memang telah berubah. Tapi, masih ada pemain-pemain saat kedua kesebelasan bentrok di semifinal Piala Eropa 2012. Di kubu Italia, ada Gianlugi Buffon, Giorgio Chiellini, Leonardo Bonucci, Daniele de Rossi, serta Thiago Motta. Sementara di pihak Jerman, nama-nama seperti Neuer, Ozil, Sami Khedira, Toni Kroos, dan Thomas Muller masih menghiasi skuat juara Piala Dunia 2014 ini.
Jerman Khawatirkan Serangan Balik Italia
Jerman Khawatirkan Serangan Balik Italia
Namun, ada perbedaan di posisi pelatih. Jerman masih dilatih Joachim Low, sama seperti saat dikalahkan Italia pada semifinal Piala Eropa 2012. Sementara Italia kini dilatih Antonio Conte yang menggantikan Cesare Prandelli. Di bawah Conte, Italia tidak hanya mengandalkan pertahanan kuat seperti yang menjadi ciri khas selama ini. Tapi, Italia juga memiliki serangan balik cepat yang mematikan lawan.
Kehebatan Italia diakui Low. "Italia sangat mengesankan melawan Spanyol. Italia bekerja sama dengan baik dalam pertahanan dan memiliki banyak kualitas dalam serangan. Mereka adalah tim yang lebih baik dari 2012," ucap Low.
Meski khawatir, Low mengakui akan mendapatkan cara untuk meredam permainan Italia. Dia akan berdiskusi dengan Khedira yang sejak musim 2015 bermain untuk Juve. Masukan dari Khedira diharapkan dapat memuluskan misi Low untuk membalas kekalahan Jerman dari Italia.
Sebaliknya, meski bermodalkan rekor bagus di turnamen besar melawan Jerman, Conte justru dibayang-bayangi kutukan. Saat menjadi pemain maupun pelatih, Conte memiliki catatan buruk ketika menghadapi tim-tim Jerman. Conte kerap pulang dengan kepala tertunduk saat tampil melawan Hamburg, Bayern Leverkuson, dan Borussia Dortmund.
Melawan Jerman, Conte berharap kutukan itu berakhir. Formasi 3-5-2 yang dimainkan Conte diharapkan kembali menunjukkan kehebatan Italia seperti saat mengalahkan Belgia dan Spanyol dengan skor masing-masing 2-0. Jadi, kita tunggu saja siapa yang bisa menuntaskan dendam atau mengakhiri kutukan.
**Ingin mendapatkan informasi terbaru tentang Ramadan, bisa dibaca di sini.
Advertisement